Pilpres Amerika Serikat Memanas, JD Vance Pernah Sebut Trump 'Hitler-nya Amerika' Kini Jadi Wapres AS Termuda

Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan calon wa
Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan calon wakil presiden dari Partai Republik J.D. Vance pada Hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik (RNC), di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat (15/7/2024).
0 Komentar

PEMILIHAN presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) semakin panas. Calon presiden (capres) dari Republik, Donald Trump bahkan mengalami insiden penembakan Sabtu lalu.

Namun saat ini, Trump sudah kembali muncul ke publik. Tak tanggung-tanggung, ia secara resmi memilih wakil presiden-nya untuk maju di pemilu.

Senin malam waktu setempat, selama hari pertama konvensi nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin, dihadapan pendukungnya Trump memperkenalkan JD Vance. Ia adalah senator junior dari Ohio dan penulis memoar laris “Hillbilly Elegy”.

Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum

Hal ini menandai puncak evolusi politik Vance yang mengejutkan selama beberapa tahun terakhir. Lalu siapa Vance sebenarnya?

Vance pertama kali naik daun pada tahun 2016. Ini setelah penerbitan “Hillbilly Elegy”, yang memerinci masa kecilnya di Ohio barat daya dan kemudian masuk ke sekolah hukum Yale.

Buku ini kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 2020 yang dibintangi oleh Glenn Close dan Amy Adams. Dalam beberapa bulan setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden 2016, kisah Vance tentang pengalaman keluarganya dengan kemiskinan dan kecanduan narkoba dipandang oleh beberapa kritikus sebagai potret yang mengungkap kehidupan orang Amerika yang membantu menentukan hasil pemilihan tersebut.

Ketika Trump menjabat, Vance menjadi suara konservatif yang sering dikutip. Ia sering dipanggil untuk menjelaskan pandangan politik presiden kepada pemirsa berita yang bingung.

Vance awalnya dipandang sebagai Republikan anti-Trump, seperti yang ditemukan dalam analisis CNN International. Ia disebut banyak menyukai cuitan yang sangat kritis terhadap presiden saat itu pada tahun 2016 dan 2017.

Ia bahkan pernah terang-terangan mengejek Trump sebagai “Hitler-nya Amerika” dan “penipuan total”. Namun nada itu berubah tajam ketika Vance memasuki pemilihan Senat tahun 2022 dan akhirnya memenangkan dukungan sang mantan presiden dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik yang ketat.

“Dia adalah orang yang pernah mengatakan hal buruk tentang saya,” kata Trump dalam sebuah rapat umum pada tahun itu.

Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama

“Jika saya mengikuti standar itu, saya rasa saya tidak akan pernah mendukung siapapun di negara ini,” katanya.

Vance sendiri juga memuji Trump. Ia mengatakan Trump preside terbaik di AS.

0 Komentar