Phobia Berlebihan Gus Nuril Pada Khilafah, Kelompok Tidak Sepaham Dicap Anti Pancasila

Phobia Berlebihan Gus Nuril Pada Khilafah, Kelompok Tidak Sepaham Dicap Anti Pancasila
0 Komentar

Perlu perenungan khusus bbagi Gus Nuril atas kesimpulan yang kurang tepat atas ancaman Khilafah baik di Timur Tengah atau di negara lain seperti di Indonesia . Saat ini Khilafah yang terjadi berbentuk Neo Khilafah bukan khilafah sebagai kekuatan politik dan militer.

Ancaman Khilafah dan afiliasinya yang seperti Gus Nuril sebutkan seperti penguasaan gerombolan Khilafah Taliban di Afghanistan , atau penguasaan kelompok ISIS di Syuriah dan Irak atau pengaruh ISIS di negara di luar Timur Tengah , sudah meredup dan hanya hantu- hantu peradaban purba yang sudah Mati. Ingat,banyak negara saat ini yang disebutkan penganut khilafah justru melakukan kerja sama dengan pihak Barat seperti terjadi di Afghanistan yang pemerintahan dikuasai Taliban. Kerjasama ekonomi kawasan baru banyak melibatkan negara barat seperti Amerika dan China.

Khilafah di Indonesia bukan siapa- siapa . Tidak ada dalam kekuatan partai politik manapun. Tidak ada dalam wujud fisik apalagi dengan kekuatan militer . Khilafah di Indonesia tidak berbentuk apapun ,tidak ada sayap pada militer atau masuk didalamnya terafiliasi gerakan separatisme. Khilafah yg ditafsirkan oleh Gua Nuril dari sisi kekuatan organik dan bersenjata hanya ada dalam pikirannya sendiri . Gus Nuril lupa ,tidak bisa membedakan terorisme dengan gerakan separatisme bersenjata. Terorisme tidak harus disandingkan dengan isu khilafah.

Baca Juga:PT Tiki JNE Buka Lowongan Kerja, Minimal SMA/SMK, Terbaru Mei 2022BNI Bareng Lion Air Group Branding 7 Pesawat Batik Air dan Super Air Jet

Dipastikan jika ada isu khilafah atau terorisme lebih dipicu gerakan separatisme / pemisahan wilayah dari NKRI akibat ketidakpuasan kepada pengelolaan negara secara utuh. Contoh pemberontakan DI / TII ,Permesta,Republik Maluku Selatan Aceh Merdeka / GAM,OPM adalah contoh separatisme bukan pemberontakan yang diarahkan menggantikan bentuk negara khilafah ,mereka menuntut keadilan dan kesejahteraan dari pusat pemerintahan di Jakarta.

Saya termasuk orang yang tidak percaya 100 persen paham khilafah dan turunannya tidak cocok dengan orang Indonesia atau sejarah perkembangan Indonesia. Saya cinta NKRI memastikan khilafah sudah mati dan seandainya ada euforia khilafah muncul itu hanya sebagai propaganda politik praktis kelompok tertentu.

Sepertinyanya isu khilafah bisa menjadi objek perang intelejen saat ini.Pernah diskusi dengan mantan jendral diinformasikan jika kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang terjadi dan dilancarkan perang kontra intelejen.Keterlibatan pihak asing dan kelompok kepentingan di Indonesia sedang memainkan isu- isu kontra produktif .Dengan melemparkan isu- isu bias .Harusnya diangkat yakni pemulihan ekonomi paska pandemi Covid,kemerosotan daya beli masyarakat ,kegagalan manajemen BUMN sehingga mengalami banyak kerugian dan hutang luar negeri yang semakin menumpuk.

0 Komentar