Phobia Berlebihan Gus Nuril Pada Khilafah, Kelompok Tidak Sepaham Dicap Anti Pancasila

Phobia Berlebihan Gus Nuril Pada Khilafah, Kelompok Tidak Sepaham Dicap Anti Pancasila
0 Komentar

Tuhan sebagai manifesto segalanya terhadap mandat yang diperintahkan untuk Raja atau Nabi sebagai hamba-Nya yang terpilih.

Kekuatan mandat Tuhan ,bahwa suara dan perintah Tuhan adalah manifestasi tindakan dan perintah raja atau nabi . Mandat tertinggi berbagi urusan hubungan agama ,pemerintahan ,negara dan lainnya ditangan raja. Payung hukum /yurisprodensi raja atau nabi adalah kitab kitab suci. Melalui kitab suci raja akan melakukan semua mandat Tuhan .

Pertanyaannya Apa yang menjadi landasan berfikir Phobia Gus Nuril berfikir tentang khilafah ? Dari mana cara Khilafah akan menguasai Indonesia?

Baca Juga:PT Tiki JNE Buka Lowongan Kerja, Minimal SMA/SMK, Terbaru Mei 2022BNI Bareng Lion Air Group Branding 7 Pesawat Batik Air dan Super Air Jet

Sumber daya apa saja khilafah bisa diartikan sebagai ancaman suatu negara?

Jika khilafah diartikan organisasi atau kelompok ,apa saja yang harus mereka siapkan untuk bisa merebut kekuasaan ?

Perspektif Khilafah yang diartikan Gus Nuril itu imaginer dan tidak linear jika ditaruh dalam pemahaman sesungguhnya arti khilafah. Semakin tidak nyambung membahasnya khilafah dikaitkan dengan politik dan ekonomi di suatu negara terutama di Indonesian. Kontruksi berfikirnya abstrak dan tendensius jika khilafah itu bentuk nyata dan harus diperangi. Padahal pandangan khilafahnya Gus Nuril hanya di lihat dari permukaan fisik atas ketidaksukaan dan aneksasi pemahaman serta polarisasi kekuatan negara Barat.

Gus Nuril lupa jika negara barat sangat sekuler ,menitikberatkan isu khilafah dalam perspektif kepentingan ekonomi dan politik ,BUKAN bagian yang harus diperangi lagi karena beda paham sebagai kekuatan yang harus dibasmi.

Mengkonstruksi cara berfikir Gus Nuril jika Khilafah akan memberontak dengan kekuatan senjata seperti yang terjadi banyak terjadi di Timur – Tengah.Banyaknya peperangan dan konflik berkepanjangan bukan karena konflik utama yang didalangi oleh khilafah . Negara Timur Tengah sibuk berperang dalam penguasaan dominan disisi geopolitik dan tindakan geoatrategia yang sangat bersinggungan dan berebut. Timur Tengah saat ini bukan lagi negara dengan posisining negara penghasil minyak dunia. Jika terjadi perang ,ada agenda jauh lebih besar lagi yakni kapitalisasi ekonomi struktural oleh koalisi negara Barat dan Negara Timur Tengah sebagai proxynya.

Jadi,terjadinya konflik Timur Tengah saat ini lebih didominasi pergeseran kepentingan geopolitik . Habisnya sumber daya minyak bumi memaksakan setiap negaranya berfikir keras mencari sumber daya ekonomi baru. Salah satunya cara adalah memanfaatkan letak posisi geografis untuk mencari posisi tawar baik ekonomi dan politik. Kebijakan inilah yang disebut sebagai tindakan geostrategis . Munculnya dikawasan Timur tengah zona khusus ekonomi yang sudah membuang tradisi atau bahkan ajaran/ paham khilafahnya sudah ditinggalkan. Saudi Arabia sangat ekspansif banyak melakukan pembenahan dinegerinya di sektor pariwisata ,jasa dan pembangun infrastruktur untuk mencarikan investor luar negerinya. Disusul negara Arab lainnya seperti Oman,Kuwait dan lainnya mambangun gedung pencakar langit ,kawasan gurun pasir dan tepi laut menjadi kawasan. perdagangan dan pariwisata baru.

0 Komentar