Pesan Menggelitik Pendemo 11 April, Poster Bertuliskan: “Pak Dhe….!!! Janjimu Kayak Mantan, Manis Tapi Membunuh”

Pesan Menggelitik Pendemo 11 April, Poster Bertuliskan: "Pak Dhe....!!! Janjimu Kayak Mantan, Manis Tapi Membunuh"
Salah satu poster yang dibawa mahasiswa dalam aksi demo di Patung Kuda, Jakarta Pusat/ Foto: Rizky Sulistio
0 Komentar

RATUSAN massa gabungan dari mahasiswa, pelajar, buruh dan elemen masyarakat lainnya mulai memadati kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat, Senin 11 April, sore, sekitar pukul 14.42 WIB. Mereka datang dengan membentangkan sejumlah spanduk tuntutan.

Salah satunya spanduk berukuran panjang sekitar 10 meter yang bertuliskan “Pecat Luhut – Stop PPKM Tanpa Syarat – Booster = Vaksin Kadaluarsa, Jokowi Mundur….COVID-19 Hilang..!!!”

Kemudian satu kelompok mahasiswa memakai almamater lengkap berwarna biru membawa salah satu poster bertuliskan “Di Tembak X500 Biar Bisa Beli Pertamax”.

Baca Juga:11 April Ade Armando Babak Belur, Roy Suryo: Sebaiknya Semua Introspeksi, Semoga Cepat SembuhInikah Sosok Pemicu Ade Armando Babak Belur Dihajar Massa, Seorang Wanita Berkaca Mata dan Pria Bertopi Hitam

Dari hasil pantauan di kawasan Patung Kuda Monas, kelompok massa aksi dari mahasiswa yang sempat mendekati kawasan Patung Kuda kembali ditarik mundur ke belakang dan bergantian dengan kelompok lainnya.

Salah satu poster yang dibawa salah satu mahasiswa lainnya mengundang respon para awak media. Seorang mahasiswa itu membawa poster bertuliskan “Pak Dhe….!!! Janjimu Kayak Mantan, Manis Tapi Membunuh #PHP_Cok!”

“Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, hidup rakyat yang melawan. Bung Karno Marah, Jokowi Offside,” kata salah satu orator dari Universitas Bung Karno dari mobil komando.

Hingga Senin menjelang sore, beberapa peserta unjukrasa baik berupa kelompok maupun perorangan terus berdatangan ke kawasan Patung Kuda Monas secara masif.

Bahkan salah satu mahasiswa dari salah satu Universitas di Ambon datang ikut aksi di kawasan Patung Kuda.

“Kita tampilkan agen perubahan karena tidak selesai pada 1998 pada reformasi. Mahasiswa sebagai pendobrak, tidak ada kepentingan selain kepentingan rakyat. Saya jauh – jauh datang dari Maluku, mau melihat eksistensi dari teman teman disini. Eksistensi perjuangan kita disini,” kata salah satu mahasiswa asal Universitas Patimura Ambon dari atas mobil komando. (*)

0 Komentar