Perusahaan Piranti Lunak Jerman Terseret Kasus Dugaan Suap ke Pejabat Indonesia, Begini Profilnya

Perusahaan Piranti Lunak Jerman Terseret Kasus Dugaan Suap ke Pejabat Indonesia, Begini Profilnya
Kantor perusahaan perangkat lunak asal Jerman, SAP (Foto: horizont.net).
0 Komentar

SYSTEM Analyse Programmentwicklung (SAP) adalah perusahaan perangkat lunak multinasional di Jerman yang terseret kasus suap terhadap sejumlah pejabat Indonesia dan Afrika Selatan (Afsel).

Hal itu terungkap usai Kementerian Kehakiman AS yang meminta SAP membayar denda US$220 juta atau setara Rp3,4 triliun karena terbukti memberikan suap tersebut.

Untuk Indonesia, penyuapan itu disebut terjadi pada periode 2015 dan 2018 melalui sejumlah agen SAP kepada para pejabat Indonesia.

Baca Juga:Dokumen Terkait Dugaan Suap Perusahaan Jerman ke Pejabat Indonesia, Siapa SosoknyaGapura Alun-alun Pataraksa Sumber: Yang Satu Belum Jadi, Lainnya Ambruk lagi

SAP disebut menyuap pejabat di Afrika Selatan serta Indonesia pada 2015 serta 2018 terkait kepentingan bisnis. Khusus di Indonesia, diduga sosok yang menerima suap adalah pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) atau kini disebut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo.

Menanggapi tuduhan ini, SAP menyatakan kesiapannya untuk mendukung otoritas di Indonesia, Afrika Selatan, dan di seluruh dunia dalam melawan praktik korupsi. Departemen Kehakiman AS, melalui Asisten Jaksa Agung dari Divisi Kriminal DOJ, Nicole M. Argentieri, menekankan bahwa kasus ini menunjukkan pentingnya koordinasi internasional dalam memerangi korupsi dan mencerminkan cara pihak berwajib menegakkan hukum atas perusahaan yang bertanggung jawab.

Lantas, seperti apa profil SAP?

System Analyse Programmentwicklung (SAP) merupakan salah satu perusahaan piranti lunak ternama di dunia.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, SAP didirikan pada 1 April 1972 oleh lima mantan karyawan IBM yaitu Dietmar Hopp, Hasso Platter, Claus Wellenreuther, Klaus Tschira, dan Hans-Werner Hector.

Perusahaan yang berkantor pusat di Walldorf, Jerman ini menyediakan piranti lunak untuk kepentingan enterprise resource planning (ERP) atau sistem informasi terintegrasi untuk kepentingan perencanaan maupun aktivitas bisnis.

Selain itu, perusahaan juga menawarkan layangan komputasi awan (cloud services).

Per 2023, perusahaan mempekerjakan sekitar 106 ribu karyawan. Dengan mitra lebih dari 24 ribu entitas di seluruh dunia, SAP meraup 29,52 miliar euro atau sekitar Rp501,84 triliun (asumsi kurs Rp17 ribu per euro) pada 2022.

Pada Indeks Keberlanjutan Dow Jones, perusahaan menduduki peringkat pertama selama 16 tahun berturut-turut. (*)

 

0 Komentar