Perubahan Iklim Berisiko untuk Kesehatan Kerumunan Mudik

Perubahan Iklim Berisiko untuk Kesehatan Kerumunan Mudik
Ilustrasi
0 Komentar

PERUBAHAN iklim dapat memiliki dampak pada kesehatan manusia. Selain itu memengaruhi persebaran penyakit-penyakit tertentu seperti malaria, hingga demam berdarah. Hal ini juga berisiko saat masyarakat akan melakukan mudik.

Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr dr Erlina Burhan SpP(K) mengatakan, perubahan iklim berisiko untuk kesehatan kerumunan mudik.

“Kalau Anda berisiko untuk mudah terinfeksi, seperti orang tua, orang dengan ‘komorbid’, punya risiko untuk tertular kan? Kita sadar diri saja untuk memakai masker,” kata Erlina dikutip dari Antara.

Baca Juga:Mengapa Pemasaran Media Sosial Penting untuk Bisnis Online?Rusia: Korban Tewas Berjumlah 143 Orang Akibat Serangan Teroris di Gedung Konser Moskow

Erlina mengatakan musim hujan juga berpotensi menurunkan sistem imun pada sebagian orang. Oleh karena itu, berkerumun adalah waktunya meningkatkan kewaspadaan, termasuk menjaga tubuh agar tidak tertular penyakit yang dapat menyerang saluran pernapasan.

Ia menyebut, penyakit yang dapat menyerang saluran pernapasan seperti Covid-19, contohnya, atau penyakit flu Singapura yang kasusnya sedang meningkat oleh adanya infeksi Coxsackievirus.

Terkait Coxsackievirus, modus penularan cukup banyak. Umumnya adalah kontak langsung dengan penderita lewat ruam lenting pada kulit yang terbuka (pecah) atau cairan droplet menyentuh mulut dan rongga mulut kita, atau lewat makanan yang masuk ke mulut.

Menurutnya, penyakit tersebut membuat penderitanya demam, batuk dan sakit tenggorokan dengan masa inkubasi rata-rata 10 sampai 14 hari.

Kematian akibat penyakit ini masih sangat jarang terjadi, tingkatnya masih di bawah penyakit Monkey Pox atau cacar monyet yang angka kematiannya antara tiga sampai enam persen.

Prinsip penanganannya adalah bersifat suportif dan pemberian obat sesuai gejala. Karena belum ada vaksin untuk flu Singapura, pastikan melakukan etika ketika batuk dan kurangi kontak langsung dengan individu lain serta sterilisasi tangan dan jaga higienitas tubuh dengan mandi setiap hari.

Hingga pekan ke-11 2024, menurut Erlina, Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 5.461 orang terjangkit flu Singapura di Indonesia.

Baca Juga:Warga Sakit Ditandu Sejauh 18 Kilometer Akibat Buruknya Infrastruktur JalanKejagung Tetapkan Suami Sandra Dewi Tersangka, Harvey Moeis Terlibat Kasus Korupsi Tata Niaga Komoditas Timah

Dia menambahkan, Dinas Kesehatan Banten melaporkan 738 kasus flu Singapura di kawasan tersebut terjadi sejak Januari hingga Maret 2024.

Sementara itu, Dinkes Depok melaporkan 45 kasus suspek flu Singapura di kawasan tersebut terjadi sejak Januari hingga Maret 2024, 10 pasien di antaranya dirawat di satu rumah sakit.

0 Komentar