Pertanyaan yang Belum Terjawab Seputar Aksi Adu Tembak Sesama Anggota Kepolisian

Pertanyaan yang Belum Terjawab Seputar Aksi Adu Tembak Sesama Anggota Kepolisian
Ilustrasi
0 Komentar

CITRA Polri kembali tercederai. Aksi adu tembak sesama anggota yang berujung kematian baru-baru ini telah memberikan ‘goresan luka’ di tubuh Polri.

Apalagi insiden itu terjadi di kediaman Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo, petinggi kepolisian yang bertanggung jawab terhadap penegakkan disiplin anggota. Alih-alih penegakkan disiplin, adu tembak senjata terjadi antara ajudan Ferdy Sambo Bharada E dan sopir dari istri sang jenderal, Brigadir Polisi J. Dalam insiden ini, Brigadir J meregang nyawa.

Mabes Polri memang menyebut sebelum ditembak, korban tewas ditengarai ingin melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke istri Ferdy Sambo. Hal itu yang membuat Brigadir J ikut bela diri angkat senjata.

Baca Juga:Polisi Temukan 2 Grup WA Akses Video Pornografi Anak, Member Capai 1.550 dengan 2.372 KontenTerbukti Korupsi BLT Covid-19 dan Dana Desa, Kejari Tahan Kaur Keuangan Desa Tenjomaya Cirebon

Pertanyaan yang muncul, mengapa Brigadir J ingin melecehkan istri sang Jenderal? Mengapa begitu beraninya ia hendak melakukan perbuatan itu dan masuk ke kamar istri Ferdy Sambo?

Bukankah selama ini, Brigadir J sudah sering bertemu dengan Putri Sambo (istri Ferdy Sambo)? Lantas bagaimana sistem pembinaan Mabes Polri, sehingga kasus ini bisa terjadi? Pertanyaan ini yang belum dijawab oleh Mabes dari keterangan konferensi pers pada Senin (11/7/2022).

Namun terlepas dari itu, aksi penembakan sejatinya tidak mesti terjadi, apalagi sesama anggota. Ini karena ketika diangkat sebagai polisi, para abdi negara tersebut telah bersumpah untuk menjunjung tinggi dan menjaga harkat martabat kepolisian RI. Mereka sejatinya menjadi contoh dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Jika melihat ke belakang, aksi penembakan antarsesama anggota polisi bukan kali pertama terjadi. Pada Oktober 2021 lalu, satu anggota polisi tewas ditembak sesama rekannya sendiri di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aksi penembakan ini diduga dilatarbelakangi kecemburuan. Korban diduga kerap chat dengan istri pelaku.

Selain aksi penembakan, sempat viral kasus Kapolres menganiaya anggotanya pada 2021. Aksi ini pun hangat menjadi perbincangan publik. Kemudian ada juga oknum polisi yang terlibat pesta narkorba dan penganiayaan terhadap warga.

Aksi-aksi negatif ini tentu jauh dari harapan yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo. Kapolri berharap anggota kepolisian memegang amanah masyarakat dan mengemban tugas pokok seperti memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat. Bukan malah sebaliknya memicu ketidaktertiban atau kekerasan dengan aksi-aksi brutal.

0 Komentar