Perjalanan Sejarah Provinsi Jawa Tengah dari 15 Agustus 1950 Berubah 19 Agustus 1945

Desain Grafis Logo HUT Jateng Ke 79 (ISTIMEWA)
Desain Grafis Logo HUT Jateng Ke 79 (ISTIMEWA)
0 Komentar

Usai runtuhnya Dinasti Hindu-Buddha dan Kesultanan Islam, wilayah Jateng dijajah oleh bangsa Eropa. Dikutip dari situs Pemprov Jateng, penjajah mulai datang ke Indonesia, termasuk wilayah Jateng pada abad ke-16.

Pada saat itu, wilayah Jateng masih dipimpin oleh Kerajaan Mataram Islam. Namun, kedatangan Belanda menyebabkan perselisihan di antara internal kerajaan sehingga terjadi perpecahan.

Berdasarkan Perjanjian Gianti tahun 1755, Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Kraton Kasunanan di Surakarta dan Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes

Sejak saat itu, Kerajaan Mataram perlahan-lahan kehilangan pengaruhnya sehingga kepemimpinan tertinggi dipegang oleh Belanda.

Selama masa pemerintahan Belanda, jalur transportasi dan perdagangan Indonesia, termasuk Jateng dibuka secara luas. Belanda menjadikan Pelabuhan Semarang sebagai jaringan perdagangan internasional hingga ke Tiongkok dan Eropa.

Jumlah pendatang ke wilayah Jawa pun semakin banyak, mulai dari bangsa Tiongkok, Arab, hingga India. Penjajahan Belanda berlangsung selama ratusan tahun, hingga akhirnya Belanda diusir oleh Jepang pada 1942.

Sejak saat itu, Jateng dipimpin oleh pemerintahan Jepang hingga Perang Dunia II berakhir pada 1945.

Sejarah Provinsi Jawa Tengah setelah kemerdekaan

Usai pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, Pemerintah RI mengangkat Raden Pandji Soeroso Tjondronegoro sebagai Gubernur Pertama Jateng.

Setelah kemerdekaan, wilayah Jateng masih belum stabil sepenuhnya. Bahkan masih di tahun yang sama, rakyat Jateng masih harus berjuang melawan serangan dari tentara Jepang yang masih ingin menaruh pengaruh di Jateng.

Peristiwa bersejarah pasca-kemerdekaan di Jateng salah satunya Pertempuran Lima Hari Semarang. Pertempuran tersebut menewaskan ribuan rakyat Semarang.

Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban

Ada juga peristiwa Pertempuran Ambarawa yang terjadi ketika rakyat Indonesia melawan pasukan Inggris. Pertempuran yang terjadi selama Oktober hingga Desember 1945 itu menewaskan 2.000 tentara Indonesia dan 100 tentara Inggris.

Usai kondisi Indonesia lebih kondusif, pada 1950 Pemerintah RI melakukan pemekaran pada setiap provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Tengah.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1950, Jateng ditetapkan sebagai Provinsi dengan yang terdiri dari 29 Kabupaten, 6 Kota, 537 Kecamatan, 759 Kelurahan, dan 7.809 Desa. (*)

0 Komentar