Perjalanan COVID-19 dan Pandemi di Masa Depan

Perjalanan COVID-19 dan Pandemi di Masa Depan
Stephen Thomas difoto pada 14 Agustus 2023, di SUNY Upstate Medical University, di mana dia menjabat sebagai ketua mikrobiologi dan direktur Institut Kesehatan Global dan Ilmu Terjemahan. (Foto milik SUNY Upstate Medical University)Foto milik SUNY Upstate Medical University
0 Komentar

Oleh karena itu, dalam mitigasi COVID-19 saat ini, Prof. Stephen Thomas mendesak adanya penilaian, diagnosis, melibatkan spesialis, mengoordinasikan dan memfasilitasi, meyakinkan, dan mempersiapkan diri untuk jangka panjang.

Selain itu, vaksinasi Covid-19 masih sangat efektif karena semua platform vaksin bertujuan untuk menghasilkan respons imun terhadap protein lonjakan virus SARS-CoV-2. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja vaksin COVID-19, seperti teknologi, kelompok usia, penyakit penyerta, waktu sejak vaksinasi terakhir, varian yang beredar, dan hasil yang diukur.

Komite Ahli Vaksinasi COVID-19 (EC19V) merekomendasikan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang diperbarui. Mereka menilai vaksin-vaksin yang diperbarui dapat memberikan respons kekebalan yang lebih kuat terhadap jenis virus yang ada saat ini dan yang baru muncul dibandingkan dengan versi yang lebih lama. EC19V juga merekomendasikan agar dosis tambahan dari vaksin yang diperbarui diberikan sekitar 1 tahun (dan tidak lebih awal dari 5 bulan) setelah dosis terakhir.

Baca Juga:3 WNI di Gaza Hilang Kontak Pasca Serangan Israel terhadap Rumah SakitJembatan Kaca di Banyumas Roboh, 1 Orang Wisatawan Tewas

Penelitian terkini menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 mungkin memiliki efek perlindungan terhadap penyakit jangka panjang. Namun, diperlukan studi observasi komparatif dan uji coba yang lebih kuat untuk menentukan efektivitas vaksin dalam mencegah dan mengobati Covid jangka panjang. Vaksin COVID-19 juga efektif dalam pencegahan kondisi pasca-COVID: 36,9% di antara mereka yang menerima 2 dosis vaksin COVID-19 sebelum infeksi COVID-19 dan 68,7% di antara mereka yang menerima 3 dosis sebelum infeksi COVID-19.

Apa yang Diharapkan Selanjutnya

Endemik Covid-19 tidak jelas dan kemungkinan terjadi berdasarkan musim. Dr Thomas yang juga Profesor Kedokteran dan Mikrobiologi dan Imunologi di State University of New York menyebutkan aktivitas SARS-CoV-2 diperkirakan meningkat pada musim gugur/musim dingin ini. Data menunjukkan bahwa aktivitas penyakit mencapai puncaknya antara bulan November dan April dan serupa dengan pola yang terlihat pada influenza, RSV, dan virus corona lainnya.

Selain itu, meski vaksinasi dan pengobatan sudah berhasil, Prof Thomas mengaku masih perlu bekerja lebih keras dalam hal kemampuan mendeteksi ketika terjadi sesuatu yang baru. Ia juga menegaskan pentingnya vaksinasi di tengah pandemi Covid-19.

0 Komentar