Penyalur Dana Antara Cabang Eksternal Garda Revolusi Iran-Pasukan Quds-Hamas Ditemukan Tewas Menggenaskan

Foto Mohammad Surur beredar di media sosial
Foto Mohammad Surur beredar di media sosial
0 Komentar

SUMBER keamanan Lebanon mengatakan seorang pria yang disanksi karena diduga menyalurkan jutaan dolar AS ke Hamas, ditemukan tewas di pegunungan di luar Beirut. Sumber mengidentifikasinya sebagai Mohammad Surur dan mengatakan ia berasal dari kota dekat perbatasan Suriah.

Sumber menambahkan Surur bekerja di bidang pertukaran mata uang dan pengiriman uang termasuk antara kelompok-kelompok yang didukung Iran dan melawan Israel. Sumber keamanan mengatakan ia ditemukan tewas di sebuah rumah di Kota Beit Mari dengan beberapa luka tembak di kakinya.

Pada Rabu (11/4/2024), sumber keamanan Lebanon menambahkan Surur ditemukan dengan banyak uang di badannya. Sehingga disimpulkan Surur merupakan korban interogasi kejam bukan percobaan pencurian.

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Surur disanksi Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) pada 2019 yang mengatakan ia mengirimkan puluhan juta dolar AS per tahun antara cabang eksternal Garda Revolusi Iran, Pasukan Quds dan sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam. Berdasarkan biografi yang dirilis Kementerian Keuangan AS, Surur akan berusia 57 tahun saat ia tewas.

Pada tahun 2019 lalu, Kementerian Kesehatan AS mengatakan Surur juga memiliki hubungan dengan Hizbullah di Lebanon yang merupakan sekutu Hamas.

Sumber yang mengetahui operasi Hizbullah, mengatakan Surur terlihat di acara publik yang diselenggarakan Hizbullah di Lebanon. Tapi, ia tidak tampak memiliki hubungan resmi atau peran penting dengan kelompok itu.

Hizbullah baku tembak dengan Israel di perbatasan Lebanon sejak Israel menyerang Gaza. Di konferensi pers, keluarga Surur mendesak penyelidikan menyeluruh atas peristiwa seputar kematiannya. Namun, pihak keluarga tidak menuduh individu, kelompok atau pemerintahan tertentu.

Kematiannya terjadi beberapa hari setelah pembunuhan terhadap pejabat lokal anti-faksi Hizbullah. Kematian itu memicu kekhawatiran pecahnya kekerasan politik dan sektarian di Lebanon.

Lebanon mengalami keruntuhan keuangan selama hampir lima tahun terakhir yang mengubah sebagian besar perekonomian menjadi berbasis uang tunai. Pengamat mengatakan terdapat kekhawatiran pencucian uang dapat berkembang pesat.

Pada bulan Maret, seorang pejabat tinggi Departemen Keuangan AS mengunjungi Lebanon untuk mendesak para pejabat agar menghentikan transfer keuangan ke Hamas. Sumber di bank sentral Lebanon mengatakan Lebanon menyangkal transfer semacam itu terjadi. (*)

0 Komentar