Penuh Sesak Wajah Caleg di Pohon, Sampah Visualnya Berbahaya hingga Biaya Baliho Mahal dan Tak Pengaruhi Elektabilitas

Penuh Sesak Wajah Caleg di Pohon, Sampah Visualnya Berbahaya hingga Biaya Baliho Mahal dan Tak Pengaruhi Elektabilitas
Baliho dan spanduk terpasang di pohon dengan cara di paku menghiasi jalan Palabuhanratu - Cisolok, Sukabumi (Radar Sukabumi)
0 Komentar

Prof Lina memaparkan, kegiatan pemakuan ataupun yang sejenis seperti pelubangan dapat merusak jaringan pohon dan menjadi titik masuk bagi organisme lain. Seringkali pemakuan dilakukan hingga mencapai bagian massa kayu atau xylem dan menetap atau tertinggal akibatnya dapat mengganggu proses fisiologi dan metabolisme.

“Pada dasarnya batang pohon melakukan upaya proteksi diri alami dengan keberadaan kulit (floem), namun apabila masuk sampai ke bagian dalam (xylem) maka secara unik pohon akan melakukan upaya pertahanan diri. Hal ini dilakukan melalui mekanisme produksi senyawa kimia untuk menahan patogen. Mekanismenya dilakukan melalui pembentukan dinding atau kompartemen yang dikenal dengan istilah CODIT (compartmentalization of decay in tree),” kata Prof Lina, dikutip Senin (8/1).

Menurut Prof Lina, terdapat empat proses pembentukan dinding yang membutuhkan waktu cukup lama. Dinding pertama dibentuk untuk menahan sebaran vertikal melalui penutupan sel vessel pada xylem, selanjutnya membentuk dinding kedua untuk menahan penyebaran ke dalam oleh sel-sel kayu akhir yang lebih kompleks dan dengan menyimpan bahan kimia di dalam sel-sel ini.

Baca Juga:PNS 30 Tahun Lebih Alasan Hakim Ringankan Hukuman, Divonis 14 Tahun Penjara, Rafael Alun Trisambodo: Pikir-pikir Yang MuliaSudah Ada Media Sosial Mengapa Baliho Perlu? Saat Kampanye Hanya Jadi Sampah Visual

Dinding ketiga menghambat penyebaran lateral dengan mengaktifkan sel jari-jari untuk melawan pelapukan dikenal sebagai zona reaksi. Lalu dinding keempat merupakan pembentukan jaringan kayu baru dan melindungi terhadap penyebaran pelapukan.

Namun seringkali pohon gagal dalam membentuk dinding pertahanan atau CODIT secara sempurna terutama akibat serangan jamur pelapuk yang masuk secara agresif. Akibatnya bagian pohon akan tetap mengalami pelapukan parah dan dapat menyebabkan pelemahan hingga rapuh yang berakibat kegagalan pohon, misalnya batang menjadi rapuh.

Berbeda pada kelompok pohon palem. Menurut Prof Lina, pohon jenis ini tidak memiliki mekanisme pembentukan “dinding pertahanan” atau CODIT seperti jenis pohon berkayu. Akibatnya jenis pohon palem-paleman tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki pertumbuhannya akibat adanya luka.

“Karenanya seringkali dijumpai di lapangan luka atau lubang pada pohon palem tetap ada dan terbuka, membusuk, dan lama kelamaan pohon palem tersebut mati,” tegas Prof Lina yang juga menjabat sebagai Arboris pada Badan Kejuruan Teknik Kehutan (BKTHut) PII.

0 Komentar