Peninggalan Belanda Tahun 1914, Kenapa Jembatan Kaliketek Jadi Horor?

Peninggalan Belanda Tahun 1914, Kenapa Jembatan Kaliketek Jadi Horor?
Penampakan Jembatan Kaliketek Bojonegoro yang menyimpan sejarah panjang tentang rekam jejak peninggalan Belanda.
0 Komentar

JEMBATAN Kaliketek yang berada di atas Sungai Bengawan Solo, Kota Bojonegoro, menyimpan cerita mistis yang sangat horor.

Dinamakan Jembatan Kaliketek lantaran wilayah yang berada di seberang sungai yang konon dahulu banyak terdapat ‘ketek’ atau kera.

Jembatan ini sendiri terdiri dari dua jembatan, yakni jembatan lama di sisi timur yang awalnya digunakan sebagai jalan transportasi hingga terdapat rel kereta api di tengah jalan. Sementara jembatan baru terletak di sisi barat jembatan lama yang dibangun dengan 2 lajur dengan lebar 4 meter.

Baca Juga:Harbuknas, Ini Cara Merayakan Hari Buku Nasional 17 MeiVladimir Putin Ingatkan Barat, Rusia Ambil Tindakan Jika NATO Perkuat Militer Swedia dan Finlandia

Jembatan Kaliketek ini merupakan jembatan peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda yang dibangun tahun 1914 saat berkuasa kala itu. Oleh Belanda, jembatan ini dibangun untuk memobilisasi rempah – rempah dari Bojonegoro menuju Tuban menggunakan kereta api untuk selanjutnya di angkut ke Belanda.

Konon saat pembangunan Jembatan Kaliketek lama di sisi timur itu, Belanda harus menumbalkan nyawa orang guna sebagai syarat.

Belum lagi Jembatan Kaliketek ini juga menjadi saksi bisu sejumlah pembantaian saat peperangan antara pasukan Belanda dengan masyarakat Bojonegoro yang dikomandoi Lettu Suyitno, serta tragedi pembantaian orang – orang yang diduga ikut PKI di tahun 1965.

Rekam jejak itulah yang menyebabkan jembatan dan area di sekitarnya tampak menyeramkan. Terlebih beberapa kecelakaan dan penemuan jasad manusia beberapa kali terjadi di jembatan dan area sekitarnya.

Salah satu kecelakaan yang masih teringat bagi masyarakat sekitar terjadi pada Kamis 3 Mei 2018, dimana sebuah truk pengangkut alat berat milik pengelola sumur minyak Blok Sukowati menabrak warung gethuk legendaris Mak Yah yang berada beberapa meter di utara jembatan sisi barat jalan.

Penemuan jasad pelajar yang jadi korban tenggelamnya kapal di Sungai Bengawan Solo di Mei 2011 silam juga menjadikan area sekitar Jembatan Kaliketek kian mencekam.

Belum lagi jika melihat terdapat sebuah pemakaman umum di utara jembatan, tepat di sisi timur samping jalan sebelum jembatan, semakin menambah horor jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro ini. (*)

0 Komentar