Penguji Forensik Puslabfor Polri Ungkap Temukan 12 Butir Peluru dari 3 Jenis yang Berbeda di TKP

Penguji Forensik Puslabfor Polri Ungkap Temukan 12 Butir Peluru dari 3 Jenis yang Berbeda di TKP
Tiga terdakwa kasus pembunuhan berencana Kuat Ma'ruf (kiri). Richard Eliezer (tengah) dan Ricky Rizal (kanan) (foto: Tangkapan layar)
0 Komentar

“Saat itu dia mengambil barang bukti senpi yang sudah dimasukkan ke dalam kantong,” ujar Ridwan kepada majelis hakim.

Sambo sempat memberikan sekotak peluru ke Richard EliezerDalam dakwaan yang dibacakan penuntut pada 17 Oktober lalu, pembunuhan terhadap Brigadir Yosua disebut terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022. Ferdy Sambo disebut menyusun skenario pembunuhan Yosua di lantai tiga rumah pribadinya di Jalan Saguling 3, Jakarta Selatan.

Awalnya, Sambo memeriintahkan Bripka Ricky Rizal untuk menembak Yosua karena dianggap telah melecehkan istrinya. Ricky menolak perintah Sambo yang kemudian mengalihkan tugas itu kepada Richard Eliezer.

Baca Juga:AKBP Arif Rahman Arifin Akui Tak Percaya Lihat CCTV Rumah Ferdy Sambo, Brigadir J Masih Hidup, Saat Diautopsi Pakai Kaus Merah Ternyata Berlumuran DarahPesawat Tersangkut di Menara Sutet Maryland, 2 Orang Dievakuasi

Sambo, dalam dakwaan itu, juga disebut sempat memberikan sekotak amunisi kepada Richard Eliezer untuk mengisi magazine pistol Glock-17. Pistol itu yang kemudian digunakan Richard Eliezer untuk menembak Yosua sebanyak empat kali. Sambo pun disebut mengakhiri eksekusi terhadap Yosua itu dengan melepaskan tembakan ke arah kepala dengan pistol yang sama.

Setelah Yosua meninggal, Ferdy Sambo menembakan pistol HS milik Yosua ke dinding tangga. Ferdy Sambo juga menggunakan tangan kiri Yosua untuk menembakan pistol HS ke arah TV untuk membuat skenario seolah-olah terjadi adu tembak dengan Richard Eliezer. Setelah membunuh Brigadir Yosua Yosua, Ferdy Sambo memerintahkan bawahannya untuk menutupi jejak pembunuhan dan menyebarkan skenario pelecehan seksual Yosua terhadap istrinya, Putri Candrawathi. (*)

0 Komentar