Pengamatan Hilal Jelang Ramadan, Peneliti Bosscha ITB Sebut Ada Potensi Perbedaan

Pengamatan Hilal Jelang Ramadan, Peneliti Bosscha ITB Sebut Ada Potensi Perbedaan
0 Komentar

INSTITUSI pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.

Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha juga menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal Ramadhan dan Syawal bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum.

“Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan pengamatan bulan sabit pada tanggal 1 April 2022 yang merupakan penanda beralihnya bulan Sya’ban ke bulan Ramadan 1443 H,” tulis keterangan melalui rilis, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga:Jadikan Ganjar Pranowo Presiden 2024, Heru Subagia: Pemimpin Berkualitas untuk RakyatSidang Isbat 1 Ramadhan 1443 H yang Digelar Hari Ini, Begini Penentuan Tahapannya

Tim Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Lembang pada tanggal 29 Maret hingga 2 April 2022 dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk Barat.

Kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan, dan juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1443 H.

Rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah Matahari terbenam. Sabit yang tampak setelah Matahari terbenam ini disebut sebagai hilal.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor yang dilengkapi detektor kamera berbasis CCD. Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan tampilan sabit bulan.

Ada Potensi Perbedaan Penentuan Awal RamadanDi Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal Ramadan dan Syawal adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang itsbat.

Tugas Observatorium Bosscha sendiri adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat.

Peneliti Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf mengatakan ada potensi perbedaan dalam penentuan awal Ramadan jika dilihat dari pengamatan bulan sabit.

Baca Juga:Secara Hybrid, Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadan 1443 H Hari IniPolres Metro Tangerang Tingkatkan Penjagaan di 12 Titik Rawan Selama Ramadhan

“Tentu saja ada potensi tersebut bergantung pada kriteria yang digunakan. Kalau melihat berarti harus menunggu tanggal 2 (April), kalau tidak perlu melihat maka bisa diputuskan besok (1 April),” ucapnya dalam acara konferensi pers Pengamatan Hilal Ramadan 1443 H via zoom, Kamis (31/3/2022).

Lebih lanjut Yusuf menjelaskan bahwa perbedaan hitungan bisa muncul karena di Indonesia masih banyak yang mendasari hitungannya dari metode lama yang tidak memasukkan berbagai koreksi.

0 Komentar