Pengamat Sebut Sosok Prabowo Subianto Paling Tidak Disukai Oligarki

Pengamat Sebut Sosok Prabowo Subianto Paling Tidak Disukai Oligarki
Direktur Survey and Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara/Net
0 Komentar

SOSOK Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto diyakini akan mendapatkan tantangan yang besar dari kaum oligarki ketika maju dalam Pilpres 2024. Langkah penjegalan habis-habisan sosok Prabowo karena tidak mau dikontrol oleh kaum oligarki tersebut.

“Prabowo itu justru sosok yang paling tidak disukai oleh oligarki. Bahkan Prabowo malah selalu dijegal oleh oligarki,” ujar Pengamat Politik sekaligus Dosen Fisip Universitas Jayabaya, Jakarta, Igor Dirgantara dalam keterangannya, Sabtu (7/5).

Munculnya sosok baru yang sudah langsung ingin masuk bursa pencapresan pun menurut Igor, adalah strategi yang dimainkan untuk menghadang Prabowo dalam Pilpres 2024.

Baca Juga:Sri Sultan Hamengkubuwono X: Selamat Datang Pak PrabowoBrentford Raih Tiga Poin Penting, The Bees Gilas The Saints 3-0

“Munculnya calon-calon yang sekarang dikarbitkan dan tidak memiliki basis yang kuat, justru merupakan makanan empuk bagi oligarki. Mereka pastinya relatif akan manut seperti kerbau yang dicokok hidungnya, karena relatif tidak punya kapasitas dan bargaining yang kuat,” terangnya.

“Oligarki bisa membeli dan mengatur calon-calon yang baru ini (boneka),” sambungnya.

Igor kemudian menilai walaupun pernah menelan kekalahan dalam Pilpres 2014 dan 2019,Prabowo Subianto bukanlah seorang pecundang jika maju lagi pada Pemilu 2024.

“Dia justru bermental seorang petarung sejati yang masih percaya diri dengan kapabilitasnya,” ungkapnya.

Menurut Igor, peluang Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 pun sangat memungkinkan dengan hasil kinerja yang ditunjukannya ketika menjadi Menhan bersama dengan Presiden Jokowi yang pernah beberapa kali menjadi rival dalam Pilpres.

“Fakta bahwa yang bisa mengalahkan Prabowo itu cuma Jokowi. Bukan kandidat yang lain. Publik itu sudah jenuh dengan pencitraan. Saat ini, kinerja yang dapat dijadikan tolak ukur penilaian apakah seorang tokoh itu memang pantas untuk maju dalam perhelatan Pemilu, bukan alasan yang lainnya,” terangnya. (*)

0 Komentar