Pengakuan Sandera Israel: Hamas Tidak Memukul Saya, Luka di Sekujur Tubuh Akibat Tertimpa Reruntuhan Bangunan

Tiga sandera Israel masing-masing Yossi Sharabi, Noa Argamani, dan Itai Svirsky yang videonya ditayangkan Hama
Tiga sandera Israel masing-masing Yossi Sharabi, Noa Argamani, dan Itai Svirsky yang videonya ditayangkan Hamas, 14 Januari 2024.
0 Komentar

Pada 8 Juni, IDF mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menyelamatkan Argamani dalam sebuah operasi di jantung kota Nuseirat. Argamani yang berusia 26 tahun berhasil diselamatkan bersama dengan tiga sandera lainnya: Almog Meir (21), Andrey Kozlov (27), dan Shlomi Ziv (40). Penyelamatan Argamani terjadi di hari yang sama dengan hari ulang tahun ayahnya.

Menurut Jerusalem Post, ibunya, Liora Argamani, didiagnosis menderita kanker stadium 4 dan telah bersuara lantang di media tentang keinginannya untuk melihat putrinya lagi sebelum waktunya habis. Kematian Liora diumumkan oleh Tel Aviv Sourasky Medical Center pada 2 Juli.

“Ibu saya adalah teman terbaik yang pernah ada, orang yang paling cantik dan kuat yang pernah saya kenal dalam hidup saya,” kata Noa saat pemakamannya. “Saya berdiri di sini hari ini dan masih sulit mencernanya. Dengan segala rintangan, saya merasa terhormat bisa bersama Anda di saat-saat terakhir dan mendengar kata-kata terakhirnya.”

Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes

Dalam upaya untuk mengamankan kepulangannya, Netanyahu meminta dukungan dari Cina pada bulan Desember lalu, karena ibu Noa berasal dari Cina.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, saat ini terdapat 109 tawanan Israel di Gaza, di mana 36 di antaranya diyakini tidak lagi hidup.

Israel melancarkan serangan ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, dan telah melanjutkannya selama lebih dari 10 bulan meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.

Serangan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.200 kematian warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade Gaza yang masih berlangsung telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah, membuat sebagian besar wilayah itu hancur. (*)

0 Komentar