Pengakuan 3 WNA Terduga Mata-mata Asing yang Ditangkap Satgas Marinir Ambalat

Pengakuan 3 WNA Terduga Mata-mata Asing yang Ditangkap Satgas Marinir Ambalat
Lokasi 3 WNA diduga lakukan spionase di Kaltara. Foto: Kemenkumham RI
0 Komentar

PIHAK Imigrasi memberikan penjelasan soal penangkapan tiga orang Warga Negara Asing (WNA) atas dugaan spionase di oleh Satgas Marinir Ambalat XXVIII TNI AL BKO Guspurla Koarmada II di Pos Sei Pancang, Sebatik Utara, Nunukan, Kaltara.

Pada Rabu (20/7), pihak TNI AL mengamankan enam orang yang terdiri dari tiga orang WNA dan tiga orang WNI. Dari tangan mereka, didapatkan foto pos penjagaan militer, patok perbatasan dan objek vital lainnya yang diambil secara sembunyi-sembunyi.

TNI AL kemudian menyerahkan keenamnya ke Kantor Imigrasi Nunukan untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca Juga:Densus 88 Tangkap 11 Tersangka Teroris Jamaah Islamiah dan 2 Jamaah Ansharut Daulah di AcehKena Wajib Lapor Status Tetap Tersangka, Ini Penjelasan Polisi Tidak Menahan Nikita Mirzani

Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Washington Saut Dompak, menjelaskan, ketiga WNA tersebut yakni Bai Jidong seorang warga negara China, Ho Jin Kiat warga Malaysia, dan Leo Bin Simon warga Malaysia.

Ketiganya di Indonesia ditemani oleh seorang WNI bernama Yosafat Bin Yusuf. Keempatnya kemudian ditemani oleh dua orang pengemudi yang disewa oleh Yosafat.

Dari hasil pemeriksaan, Washington membenarkan bahwa ditemukan sejumlah foto yakni satu objek vital yaitu pos perbatasan dan markas marinir yang ada di Sebatik. Dalam pemeriksaan, ketiga WNA tersebut pun memberikan penjelasan soal foto-foto tersebut.

Mereka mengeklaim tengah melihat lokasi dibangunnya jembatan penghubung antara Tawau dan Sebatik. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan objek vital.

“Dikarenakan lokasi terdekat tersebut adalah termasuk kawasan objek vital yang berada di lingkungan Angkatan Laut, maka satgas marinir yang bertugas mendekati rombongan tersebut dan menanyakan identitas dan maksud serta tujuannya dan kemudian diserahkan kepada petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Washington dalam keterangannya, Jumat (22/7).

Dari hasil pemeriksaan, kata Washington, ketiganya tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut adalah objek vital yakni pos perbatasan dan markas marinir di Kabupaten Nunukan.

“Mereka juga mengakui bahwa tujuan kedatangan saat ini ke sebatik, Kabupaten Nunukan adalah untuk melihat kondisi geografis lokasi terdekat jembatan yang akan dibangun dari Tawau menuju sebatik,” ucap Washington.

Baca Juga:Polda Banten Putuskan Tidak Menahan Nikita MirzaniTim Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J: CDR HP Harus Segera Dibuka

Dari hasil penelusuran, Bai Jidong merupakan Direktur pada China Railway Construction Bridge Engineering Burian Group South Asia. Sementara Ho Jin Kiat merupakan engineering di perusahaan tersebut. Sementara Leo Simon merupakan kolega dari Yosafat. Yosafat merupakan pimpinan dari Medic City yang bergerak di bidang konstruksi di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.

0 Komentar