Pemerintah Susun Program Sambut Bonus Demografi, Puncaknya Bakal Terjadi 2030

Pemerintah Susun Program Sambut Bonus Demografi, Puncaknya Bakal Terjadi 2030
Dialog Forum Merdeka Barat 9 Senin 5 Februari 2024. (Tangkapan Layar)
0 Komentar

PEMERINTAH telah menyusun program untuk menyambut bonus demografi yang puncaknya akan terjadi pada 2030 mendatang.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayhaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryantono mengungkap, salah satu program yang digencarkan pemerintah untuk menyambut bonus demografi adalah melalui Perpres Nomor 68 Tahun 2022. Perpres ini secara khusus menekankan upaya untuk mendorong pendidikan vokasi.

Selain Perpres Nomor 68 Tahun 2022, Nunung juga menyebut Permenko Nomor 6 Tahun 2022. Permenko ini merupakan turunan dari Perpres Nomor 68 Tahun 2022.

Baca Juga:Staf Tuding Kebijakan Editorial CNN: Corong Propaganda Israel, Penyensoran Perspektif Palestina dan Malpraktik JurnalistikDituduh Terlibat Kasus Pencucian Uang, Raffi Ahmad: Tidak Benar

“Kemudian juga di bawahnya ada diturunkan melalui Permenko Nomor 6 Tahun 2022. Jadi, dua rujukan ini menjadi penting terutama pada saat generasi kita masuk di dunia kerja untuk melihat bagaimana kesiapan keterampilan yang match dengan yang dibutuhkan oleh dunia usaha,” tutur Nunung Nuryantono dalam acara Dialog Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau secara daring, Senin (5/2).

Nunung juga menegaskan bahwa Kemenko PMK memiliki tugas dan fungsi (tupoksi) dalam tiga hal di antaranya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian terhadap program-program yang berkaitan dengan pembangunan manusia dan kebudayaan.

Program-program yang mencakup human life cycle of development di antaranya mulai dari prenatal, lahir hingga masuk ke usia produktif bahkan lansia.

“Apa yang sudah dilakukan di dalam konteks penyiapan sumber daya manusia ini menjadi hal yang sangat penting, mulai dari pendekatan prenatal sudah disiapkan. Makanya ada persoalan-persoalan bagaimana mengurangi stunting,” terang Nunung.

Ia melanjutkan memang masih ada hal yang yang perlu disempurnakan, terutama dalam hal keterbukaan informasi antara dunia kerja dengan pendidikan. Pasalnya, tidak mudah menyiapkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

“Oleh karena itu basis informasi antara dunia kerja dengan pendidikan ini menjadi sangat penting terkait apa yang dibutuhkan, di situ kemudian kita dorong,” tutup dia. (*)

0 Komentar