Pembunuhan Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulazis Al Saud

Pangeran Faisal bin Mussaid dan kekasihnya Christine Surma. Foto/historystack.com
Pangeran Faisal bin Mussaid dan kekasihnya Christine Surma. Foto/historystack.com
0 Komentar

Seperti ditulis dalam buku King Faisal: Personality, Faith and Times karya Alexei Vassiliev (2016) yang memuat detail pembunuhan tersebut, beragam teori konspirasi muncul. Terutama di hari-hari usai acara pemakaman Raja Faisal. Publik mereka-reka apa yang membuat sang pelaku begitu nekad. Terlepas dari itu semua, rakyat Arab Saudi jelas marah. Demi tegaknya keadilan, wasiat sang raja pun dikesampingkan.

Siang hari tanggal 8 Juni 1975, Faisal bin Musaid dipancung di depan ribuan rakyat Arab Saudi di Riyadh. Saudaranya, Bandar, yang dituduh turut berkonspirasi dalam pembunuhan itu, dipenjara selama satu tahun sebelum dibebaskan.

Laporan awal di pengadilan, sebagaimana tertera dalam buku The Book of Assasins: A Biographical Dictionary from Ancient Times the Presentkarya George Fetherling (2001), menjelaskan bahwa Faisal bin Musaid adalah orang yang tak waras. Saat ia dipindahkan ke sebuah penjara di Riyadh, ia dianggap cukup waras untuk mengikuti pengadilan. Pengadilan kala itu langsung memutuskan bahwa Faisal bin Musaid bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Keyakinan bahwa jiwa Faisal bin Musaid tak stabil hingga bisa membunuh dikaitkan dengan rekam jejaknya sebagai pecandu narkotika dan dendam pribadinya kepada Raja Faisal. Sebelum terjadi pembunuhan, Faisal bin Musaid baru saja pulang dari luar negeri. Ia adalah saudara termuda dari Khalid bin Musaid, pangeran Arab Saudi yang terbunuh 10 tahun sebelumnya akibat mendalangi penyerangan ke stasiun televisi Riyadh. Ia menempuh studi di Amerika Serikat, negara kawan Arab Saudi untuk urusan dagang minyak.

Sayang, Faisal bin Musiad bukan tipe mahasiswa berprestasi. Ia bahkan sempat pindah kampus lebih dari sekali. Rekam jejak di luar kampus juga termasuk buruk. Saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Colorado di tahun 1969, Faisal bin Musaid pernah ditangkap aparat kepolisian setempat sebab turut berkonspirasi dalam penjualan obat-obatan terlarang.

Ia juga pernah terlibat dalam setidaknya satu kali perkelahian di bar. Otoritas Arab Saudi selalu berusaha keras agar Faisal bin Musaid tak dipenjara. Saat beberapa kali ke Beirut, ia juga ketahuan berkumpul dengan para pecandu narkotika. Saat pulang ke Arab Saudi di tahun 1971, Raja Faisal melarangnya pergi ke luar negeri. Tujuannya tentu saja agar Faisal bin Musaid tak mempermalukan keluarga kerajaan lebih jauh lagi.

0 Komentar