Pembunuhan Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulazis Al Saud

Pangeran Faisal bin Mussaid dan kekasihnya Christine Surma. Foto/historystack.com
Pangeran Faisal bin Mussaid dan kekasihnya Christine Surma. Foto/historystack.com
0 Komentar

JADWAL kegiatan Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada 25 Maret 1975 adalah menyambut delegasi dari Kuwait. Dalam acara kenegaraan resmi di Riyadh ini, Sang Raja direncanakan akan menjamu tetangganya di bagian majlis Dewan Kementerian, tempat ia biasa menerima kunjungan dari rakyatnya. Hari itu keponakan Raja Faisal, Faisal bin Musaid, juga terlihat di tempat penyambutan delegasi. 

Delegasi dari Kuwait dipimpin oleh Abd al-Mutalib al-Kazimi, Menteri Minyak Kuwait. Sebelum bertemu dengan Raja Faisal, al-Kazimi bertemu dengan Menteri Minyak Arab Saudi Ahmed Zaki Yamani. Yamani memberitahu bahwa Raja Faisal akan tiba di kantor pukul 10.25 tepat. Yamani menegaskan bahwa Raja Faisal adalah orang yang disiplin. Sambil setengah bergurau, ia meminta al-Kazimi untuk memantau jam tangannya. Tepat di waktu yang Yamani sebutkan, Raja Faisal benar-benar muncul di tempat perjamuan. Kala itu ia hanya dikawal oleh satu pengawal.

Yamani pamit kepada rombongan delegasi Kuwait untuk mendatangi Raja Faisal, lalu terlihat berbisik-bisik sebentar. Kru televisi sudah merekam segala yang terjadi sejak sebelum rombongan dari Kuwait datang. Termasuk saat Faisal bin Musiad menyalami salah satu delegasi dari Kuwait yang pernah saling bertemu di Colorado. 

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Semua terlihat normal. Hingga pada pukul 10.32, saat Raja Faisal berjabat tangan dengan jajaran kementerian Kuwait, Faisal bin Musaid tiba-tiba mengeluarkan senjata api jenis revolver dari jubahnya dan menembak Raja Faisal dari jarak dekat.

Peluru pertama mengenai kepala Raja Faisal, di dagu dan sebagian melukai telinga. Raja Faisal segera jatuh ke lantai, sementara Faisal bin Musiad masih menembakkan senjatanya beberapa kali, tapi kebanyakan mengenai tembok. Pengawal Raja Faisal berusaha merebut senjata dari tangan Faisal bin Musiad dengan mengarahkannnya ke udara. Rombongan pengawal kerajaan lain terburu-buru memasuki tempat kejadian perkara dan mengamankan Faisal bin Musiad dengan cara diikat.

Salah seorang pengawal berupaya untuk menghabisi nyawa Faisal bin Musaid dengan sebilah pedangnya. Namun ia mundur setelah Yamani berteriak agar nyawa Faisal bin Musaid diampuni.

Raja Faisal yang dalam kondisi kritis segera dilarikan ke rumah sakit. Ia bisa sampai dengan nyawa masih melekat di tubuh. Raja Faisal sempat membisikkan sesuatu di tengah napasnya yang makin berat: agar Faisal bin Musiad jangan dieksekusi mati. Dokter bedah terbaik di rumah sakit tersebut telah berusaha maksimal, namun takdir berkata lain. Raja Faisal mangkat saat itu juga, tepat hari ini 43 tahun lalu.

0 Komentar