PBNU Minta Umat Islam Selektif, Bedakan Kiai dan Dukun

PBNU Minta Umat Islam Selektif, Bedakan Kiai dan Dukun
Gus Samsudin Ahli Spiritual Pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati yang Viral Berseteru dengan Pesulap Merah. /Tangkap layar Instagram/@gus_samsudin_jadab//
0 Komentar

KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi meminta masyarakat dan umat Islam lebih jeli dan selektif sehingga bisa membedakan dukun dan kiai.

Pernyataan itu disampaikan Gus Fahrur merespons fenomena sosok Gus Samsudin dari Blitar Jawa Timur yang kerap mendokumentasikan aksi sulapnya melalui kanal YouTube.

Menurut Fahrur dukun berbeda dengan kiai. Dukun memakai trik, sedangkan kiai memiliki karomah atau kemuliaan.

Baca Juga:Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan Desak Timsus Polri Periksa Irjen Ferdy SamboIngin Bertemu Istri Irjen Ferdy Sambo, Kuasa Hukum Brigadir J Janji Bakal Melindungi Secara Hukum agar Kasus Ini Cepat Terungkap

“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun di kiai-kan, itu salah. Jangan kiai-kan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. [Kalau dukun] itu tipuan, sihir, atau sulap,” kata Gus Fahrur di laman resmi NU, dikutip Selasa (2/7).

Gus Fahrur mengatakan kemuliaan seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan yang dilakukan. Melainkan dari ilmu dan amal.

Ia menilai para kiai yang memiliki kemuliaan adalah mereka yang mengikuti sunah dan syariat.

“Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari salat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang, tetap itu bukan wali,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Annur Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.

Gus Fahrur menegaskan karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang. Sebagaimana halnya mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad.

Mukjizat yang dimiliki nabi, kata dia, tidak pernah diobral. Nabi Muhammad membuktikan mukjizat sebagai karunia dari Allah pada waktu tertentu saja.

“Itu pun sifatnya hanya untuk menguatkan kenabian. Sementara wali juga begitu, ada karomah. Syekh Abdul Qodir Al Jailani pernah mengingatkan jangan kamu heran kalau ada orang bisa jalan di atas air atau terbang di angkasa, sebab burung bisa terbang dan ikan malah jalan di dalam air,” terang Gus Fahrur.

Baca Juga:Diperiksa Bareskrim, Kuasa Hukum Brigadir J Ubah BAP: Ada Luka Tembak dari Belakang Kepala hingga Tembus ke HidungDikubur JNE Sejak November 2021, Polri: Total Bansos Beras 3.675 Kilogram Setara 139 Keluarga Penerima Manfaat

Dengan penjelasannya, Gus Fahrur berharap masyarakat bisa lebih menyadari fenomena keanehan di luar nalar yang kerap terjadi. Melihatnya secara kritis agar tidak melulu tertipu dengan aksi sulapan-sulapan.

0 Komentar