PBB Sebut Gelombang Pengungsi Ukraina Tembus Tembus 2,8 Juta, Krisis Tercepat Sejak Perang Dunia II

PBB Sebut Gelombang Pengungsi Ukraina Tembus Tembus 2,8 Juta, Krisis Tercepat Sejak Perang Dunia II
Warga Ukraina mengungsi dari peperangan. (Wikimedia Commons/VOA/Yan Boechat)
0 Komentar

ORANG-orang melarikan diri dari tempat yang relatif aman di Ukraina barat, bergabung dengan ribuan orang yang menyeberang ke Eropa timur pada Senin, setelah Rusia menyerang pangkalan Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO Polandia.

Ukraina mengatakan 35 orang tewas di pangkalan itu pada Minggu. Sementara, Moskow mengatakan hingga 180 ‘tentara bayaran asing’ tewas dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan.

Selain itu, Ukraina juga melaporkan serangan udara baru di bandara di barat negara itu oleh Rusia.

Baca Juga:Sejumlah Nama Artis Terseret Kasus Doni Salmanan, Rizky Billar: Nggak Salah dong Kalau Beliau mau Kasih KadoMantan CEO Walt Disney, Bob Iger Invetasi Startup Metaverse ‘Genies’

Sementara itu, jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina sejak Rusia melakukan invasi pada 24 Februari lalu naik menjadi lebih dari 2,8 juta jiwa, berdasarkan data PBB pada Hari Senin seperti melansir Reuters 15 Maret.

Angka tersebut membuat invasi Rusia ke Ukraina dengan cepat berubah menjadi krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Sementara, pejabat Uni Eropa mengatakan 5 juta mungkin akhirnya melarikan diri sementara yang lain menempatkan angka lebih tinggi.

Warga Ukraina mengungsi di tengah serangan Rusia. (Wikimedia Commons/VOA/Yan Boechat)

Selain itu, jutaan orang juga telah mengungsi di dalam Ukraina, dengan banyak yang dievakuasi hanya sejauh wilayah barat yang lebih tenang, termasuk ke kota-kota seperti Lviv.

Myroslava (52), meninggalkan rumahnya di wilayah Ternopil, di barat Ukraina, dan sedang menunggu di terminal stasiun Krakow di Polandia untuk dijemput oleh kenalannya. Dia tidak tahu di mana dia akan tinggal.

“Kami pergi karena serangan kemarin,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia berharap Ukraina barat akan aman.

“Kami tidak berencana untuk pergi, tetapi karena jaraknya sangat dekat, kami memutuskan untuk pergi,” sambungnya.

Baca Juga:Harga Mobil Listrik Bakal Naik Gegara Bahan Baku Langka dan Operasi Militer Rusia ke UkrainaRusia Ungkap Pecahan Rudal Tochka-U Tewaskan 23 Orang Termasuk Anak-anak, Militer Ukraina Bantah Lancarkan Serangan Rudal ke Donetsk

Sementara Mira dari Kyiv, bepergian dengan ibunya ke Warsawa, mengatakan dia terkejut dengan serangan Rusia di dekat Lviv.

“Saya hanya panik dan merasa takut,” tukasnya.

Pertempuran berlanjut di banyak kota utama Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv. Dengan Pemerintah Ukraina mengatakan akan mencoba mengevakuasi warga sipil melalui 10 koridor kemanusiaan pada Hari Senin.

Adapun Rusia membantah menargetkan warga sipil, menggambarkan tindakannya sebagai ‘operasi khusus’ untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Sebaliknya, Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk invasi Rusia ke negara demokratis berpenduduk 44 juta jiwa itu.

0 Komentar