Pavel Durov, Pendiri Telegram Dikabarkan Ditahan Kepolisian Prancis Picu Spekulasi di Media Sosial

Pavel Durov
Pavel Durov
0 Komentar

PAVEL Durov, pendiri dan CEO Telegram, kabarnya ditahan oleh kepolisian Prancis. Saat ditahan, Durov sedang meninggalkan pesawat pribadinya di bandar udara Bourget dekat Paris, menurut laporan stasiun televisi Prancis TF1.

Kabar soal penahanan Durov memicu banyak spekulasi di media sosial, termasuk diskusi di Telegram sendiri. Baik Telegram maupun juru bicara kantor antipenipuan nasional Prancis (ONAF) belum berkomentar soal penahanan ini.

Menurut laporan TFI1, Durov ditahan di Prancis berdasarkan penyelidikan awal polisi. Durov kabarnya ditahan saat pesawatnya baru mendarat setelah terbang dari Azerbaijan.

Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox

Pihak berwenang Prancis kabarnya mengklaim kurangnya moderasi konten di Telegram dan keengganan bekerjasama dengan penegak hukum menjadikan Durov terlibat dalam perdagangan narkoba, pencucian uang, dan penyebaran pornografi anak yang diduga terjadi di aplikasinya.

Telegram sudah menjadi sumber informasi yang penting, terutama di tempat-tempat yang sering terjadi penyensoran informasi seperti Rusia. Namun Durov tidak terlalu campur tangan dalam memoderasi konten di platform-nya, sehingga banyak misinformasi dan konten berbahaya yang beredar.

Telegram biasanya baru mengontrol kontennya ketika dipaksa oleh pemerintah dan organisasi lainnya. Penahanan Durov tentu akan memicu perdebatan lebih lanjut tentang sejauh mana aplikasi perpesanan harus bertanggung jawab atas pesan yang dibagikan penggunanya.

Durov, yang saat ini berusia 39 tahun, meluncurkan Telegram pada tahun 2013. Forbes memperkirakan kekayaan Durov saat ini di kisaran USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 238 triliun, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (25/8/2024).

Meskipun lahir di Rusia, Durov meninggalkan tempat kelahirannya pada tahun 2014 setelah menolak tekanan pemerintah untuk merilis data tentang pemimpin protes Ukraina dari platform media sosial Vkontakte. Durov saat ini tinggal di Dubai, yang juga menjadi markas Telegram.

Bulan lalu, Durov mengatakan Telegram memiliki 950 juta pengguna aktif, dan berambisi mencapai satu miliar pengguna pada tahun ini. Di saat bersamaan, pesaing WhatsApp ini kabarnya hanya memiliki sekitar 30 engineer, cukup kecil untuk aplikasi sebesar Telegram. (*)

0 Komentar