Pakar: Pola Bjorka Mirip Hacker Anonymous

Pakar: Pola Bjorka Mirip Hacker Anonymous
Kepala Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja. (Tangkapan layar)
0 Komentar

POLA hacker Bjorka disebut mirip dengan hacker Anonymous. Hingga saat ini, tidak ada yang tahu siapa sesungguhnya sosok di balik hacker Anonymous.

Penilaian itu diungkapkan pakar keamanan siber Ardi Sutedja.

“Polanya Bjorka ini tidak berbeda jauh dengan hacker internasional, namanya Anonymous. Pola-polanya mirip,” ucap Ardi Sutedja dalam Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Jumat (16/9/2022).

“Sampai sekarang pun tidak ada yang tahu siapa Anonymous itu, di mana dia bertempat tinggal, wujud wajahnya seperti apa,” imbuhnya.

Baca Juga:Muncul Kembali, Bjorka: Just Wait for The TimeBuntut Bonek Rusuh, Azrul Ananda Mundur dari Persebaya

Oleh karena itu, Ardi Sutedja menilai, keberadaan hacker Bjorka akan menjadi tantangan tersendiri untuk diungkap oleh pemerintah dan Polri.

“Jadi ini proses masih panjang. Terus terang saya melihat masih panjang, dan kemungkinan juga tidak bisa dalam waktu dekat akan kita lihat siapa sebenarnya, wujudnya apa itu Bjorka,” katanya.

“Kenapa saya bilang apa? Karena ini orang atau bukan, kita tidak tahu,” ujarnya.

Ardi Sutedja meyakini, tidak akan mudah bagi pemerintah atau pun Polri untuk menangkap hacker Bjorka.

Apalagi seperti diketahui, hacker Bjorka bahkan masih sempat merespons tindakan Polri yang menangkap dan menetapkan seorang pemuda di Madiun sebagai tersangka.

“Dengan adanya penangkapan di Madiun itu, dengan status tersangka, dia masih beraksi, nih. Artinya, ini proses masih panjang, ceritanya masih panjang ini,” ujar Ardi Sutedja.

Saat dikonfirmasi soal kemungkinan hacker Bjorka hanya sebagai broker dalam jual beli data, Ardi Sutedja mengiyakan. Ia juga meyakini, hacker Bjorka bukan pelaku tunggal.

Baca Juga:Beberkan Motif Pemuda Madiun, Polisi Sebut MAH Bantu Bjorka karena Ingin Terkenal dan Dapat UangPolisi Ungkap Pemuda Madiun Jadi Tersangka Meski Dipulangkan, Ada 3 Postingan yang Diunggahnya

“Indikasinya seperti itu ya, tidak mungkin dia meretas dan mengolah data sekian banyak, apalagi melakukan publikasi. Artinya, dia tidak pelaku tunggal, tapi bukan bagian dari kelompok,” pungkas Ardi Sutedja. (*)

0 Komentar