Pakar Hukum Internasional Paparkan 3 Alasan Terbunuhnya Ismail Haniyeh Perburuk Konflik di Timur Tengah

Pakar Hukum Internasional Paparkan 3 Alasan Terbunuhnya Ismail Haniyeh Perburuk Konflik di Timur Tengah
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana
0 Komentar

PEMIMPIN Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh dengan rudal kendali ketika berada di Teheran, Iran. Kematian Ismail Haniyeh dinilai memperburuk situasi di Timur Tengah.

“Tentu ini akan memperburuk situasi di Timur Tengah dan berpotensi memunculkan perang terbuka antara Israel dengan Iran,” kata Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, kepada wartawan, Rabu (31/7/2024).

Dia mengatakan ada tiga alasan kematian Ismail Haniyeh dapat memperburuk konflik di Timur Tengah. Alasan pertama, kata dia, Hamas pasti akan menuduh Israel.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

“Hamas akan menuduh Israel berada di belakang terbunuhnya Haniyeh mengingat Israel sudah mendeklarasikan akan mengejar petinggi Hamas, termasuk Haniyeh. Lalu ada pernyataan dari pejabat di Israel pascatewasnya Haniyeh yang mengatakan dunia akan lebih baik,” ucapnya.

Selain itu, Hikmahanto menyebut Iran juga tengah melakukan penyelidikan terkait rudal kendali tersebut. Jika terbukti Israel berada di belakang ini, katanya, Iran akan melakukan balik menyerang.

“Saat ini Iran sedang melakukan penyelidikan apakah Israel berada di belakang peluncuran peluru kendali ke kediaman Haniyeh. Kalau memang Israel berada di belakang ini semua, maka Iran bisa mengklaim kedaulatan negaranya dilanggar oleh Israel dan karenanya Iran bisa menyerang Israel atas hak bela dirinya berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB,” ujarnya.

Jika Iran menyerang Israel, dia meyakini Amerika Serikat akan bergerak. Dia juga memprediksi Rusia yang berada di belakang Iran tidak akan tinggal diam.

“Terakhir, bila Israel diserang dan AS melindungi Israel, bukannya tidak mungkin Rusia akan berada di belakang Iran. Maka negara-negara perlu menyerukan agar negara-negara yang berkepentingan untuk menahan diri. Pada saat bersamaan meminta AS untuk menyegerakan gencatan senjata dilakukan oleh Israel-Hamas,” tuturnya.

Untuk diketahui, Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran ketika ia terbunuh dalam serangan udara Israel pada Rabu (31/7).

Kelompok Hamas telah mengonfirmasi kematian Haniyeh. Hamas menyatakan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Teheran setelah menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya. Laporan kantor berita Iran, Fars News Agency, bahkan menyebut Haniyeh yang sedang berada di Teheran tewas akibat “serangan rudal yang diluncurkan dari udara”.

0 Komentar