Pajajaran Bukan Nama Kerajaan, Prof Nina Herlina Lubis: Yang Betul Kerajaan Sunda

Pajajaran Bukan Nama Kerajaan, Prof Nina Herlina Lubis: Yang Betul Kerajaan Sunda
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
0 Komentar

SEJARAH mencatat, dua kerajaan besar pernah berdiri di Jawa Barat setelah zaman Tarumanagara. Yakni Kerajaan Galuh dan Sunda. Dua kerajaan ini memiliki akar kuat sebagai identitas sejarah dan budaya dari masyarakat Sunda.

Seperti dituturkan Gurubesar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Prof Nina Herlina Lubis, jika berbicara mengenai kerajaan Sunda, maka tidak bisa dipisahkan dari nama kerajaan Galuh.

Sebab, antara kerajaan Sunda dan Galuh pernah bersatu dengan nama kerajaan Sunda dan pusat kekuasaannya berada di wilayah Galuh, Kabupaten Ciamis.

Baca Juga:Prasasti Kebon Kopi II Sebut Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan SundaBatu Bertuliskan Mandarin di Situs Makam Pangeran Pasarean

Prof Nina menjelaskan, penyatuan kerajaan Sunda dan Galuh terjadi pada masa Sanjaya, raja Sunda setelah Maharaja Trarusbawa.

“Dalam sumber primer Prasasti Canggal disebutkan, Sanjaya merebut takhta kerajaan Galuh dari Rahyang Purbasora sekitar sebelum tahun 732 Masehi,” ungkapnya seperti dikutip delik.news dari laman Unpad, Selasa (5/7).

Sejarawan Unpad ini menjelaskan, berdasarkan tinggalan sejarah, ibukota atau pusat kekuasaan kerajaan Galuh berpindah-pindah. Bermula di daerah di dekat Banjar saat ini, lalu berpindah wilayah yang saat ini menjadi perbatasan Ciamis-Banjar, serta kembali pindah ke daerah Kawali.

“Di Kawali itulah kita menemukan sumber yang bisa dipercaya tentang Galuh, yaitu 6 prasasti yang menyebutkan berbagai peristiwa tentang kerajaan Galuh,” papar Prof Nina.

Memiliki ibukota kerajaan yang berpindah menyebabkan adanya perbedaan karakteristik kerajaan Sunda dengan kerajaan di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Kerajaan Sunda cenderung memiliki tinggalan sejarah berupa bangunan candi yang lebih sedikit dibanding di wilayah tengah dan timur. Ini disebabkan, masyarakat Sunda pada saat ini bukan sebagai masyarakat menetap.

Hal ini sedikir menjelaskan mengapa ibukota kerajaan Galuh dan Sunda berpindah-pindah.

Baca Juga:Penyanyi Widuri Tutup Usia, Bob Tutupoly Dikabarkan Alami Stroke Presiden Jokowi Tunjuk Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Sebagai Menteri PAN-RB Ad Interim

“Karena berpindah-pindah jadi tidak punya waktu membangun candi besar. Di Jateng dan Jatim masyarakatnya petani sawah, sehingga cukup punya waktu membangun bangunan monumental,” tuturnya.

Pajajaran Bukan Nama Kerajaan

Harus diakui, kalau Kerajaan yang paling dikenal masyarakat Sunda adalah Pajajaran. Namun, Pajajaran ternyata bukanlah nama sebuah kerajaan. Sebab, nama kerajaan yang sebenarnya adalah Kerajaan Sunda.

Prof Nina menjelaskan, Pajajaran adalah ibukota atau pusat kekuasaan kerajaan Sunda selama masa Sri Baduga Maharaja, atau Prabu Siliwangi, yaitu Pakwan Pajajaran. Pakwan Pajajaran terletak di wilayah yang jadi Kota Bogor saat ini.

0 Komentar