Opo Tumon

0 Komentar

Caranya: tenggorokan jemaat itu disemprot dengan air garam. Ada sekitar 100 jemaat yang hadir di kebaktian hari itu. Entah dari mana resep air garam seperti itu. Mungkin karena di sana tidak ada empon-empon. Tidak ada cairan jahe yang bisa disemprotkan. Ternyata ujung semprotan itu masuk ke tenggorokan terlalu dalam. Sampai menyentuh liur yang disemprot.

Alat semprot yang sama dimasukkan ke tenggorokan jemaat berikutnya. Yang duduk berjejer di dalam gereja itu. Terjadilah penularan itu. Kalau di majalah bahasa Jawa ‘Panyebar Semangat’ kegiatan di gereja itu akan masuk rubrik Opo Tumon. (dahlan iskan)

Laman:

1 2 3
0 Komentar