Nadiem Makarim Cabut Permendikbud yang Tetapkan Pendidikan Kepramukaan, Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim
0 Komentar

Perkembangan Gerakan Pramuka terus berlanjut, termasuk pembentukan Rover Scout untuk pemuda berusia 17 tahun pada 1918. Pada 1920 diadakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall, London, yang dihadiri oleh pramuka dari 27 negara. Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World) pada acara tersebut. 

Tidak lama setelah dilaksanakannya Jambore, dibentuklah WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia). Pada 1968, kantor sekretariatnya pindah ke Jenewa, Swiss. Sebelumnya kantor sekretariat itu berada di London, Inggris, dan pada 1958 pindah ke Ottawa, Kanada.

Pramuka di Indonesia

Dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda, sejarah Pramuka di Indonesia dimulai dengan munculnya kepanduan Belanda, NPO (Netherlandesche Padvinders Organisatie), pada 1912. Pada 1916, NPO berganti nama menjadi NIPV (Netherland Indische Padvinders Vereeniging).

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Pada tahun yang sama, Mangkunegara VII mendirikan JPO (Javaansche Padvinder Organisatie). Kemunculan JPO kemudian memicu pembentukan organisasi pramuka lainnya seperti HM (Hizbul Wahton) pada 1918 dan JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923.

Berkembangnya organisasi Pramuka di Indonesia memunculkan beberapa federasi. Namun untuk memperkuat kesatuan, dibentuklah PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia) pada masa setelah kemerdekaan. Pada 1960, pemerintah dan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) berusaha untuk menyatukan organisasi kepramukaan di Indonesia.

Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh Pramuka Indonesia dan membentuk panitia pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh, serta Achmadi. Hasilnya adalah dikeluarkannya lampiran Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang menandai Hari Permulaan Tahun Kerja.

Pada 30 Juli 1961, di Istora Senayan, tokoh-tokoh kepanduan Indonesia menyatakan bergabung dengan Gerakan Pramuka, yang dikenal sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Pada 14 Agustus 1961, dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang menandai hari lahir Pramuka di Indonesia di mana Presiden Soekarno menyerahkan panji-panji Pramuka kepada tokoh-tokoh Pramuka. 

Pada 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, yang mengizinkan organisasi profesi untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan selain Pramuka. (*)

0 Komentar