Mufti Agung Yerusalem Dukung Kemerdekaan Indonesia hingga Dituding ‘Antek Hitler’

Mufti Agung Yerusalem Dukung Kemerdekaan Indonesia hingga Dituding 'Antek Hitler'
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini saat bertemu dengan Adolf Hitler pada 28 November 1941.(Wikimedia Commons)
0 Komentar

Dalam peristiwa ini, Amin Al Husaini didakwa telah menghasut orang-orang Arab melalui pidatonya dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Namun, ia akhirnya bebas karena tuduhan itu tidak pernah terbukti.

Setelah peristiwa itu, Amin Al Husaini memusatkan perhatiannya pada nasionalisme Palestina dan berusaha menghalangi migrasi orang-orang Yahudi ke wilayah Mandat Britania atas Palestina.

Pada 1921, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini diangkat menjadi Mufti Agung Yerusalem berkat peran besar Sir Herbert Samuel, Komisaris Tinggi Inggris yang baru.

Baca Juga:Rennes Le Chateau di Perancis Selatan, Desa Petilasan Kabbalah: Mistis Tertua DuniaBelajar dari Sejarah Arab Spring

Setahun kemudian, ia dipercaya menjadi Presiden Majelis Tinggi Islam yang juga dibentuk oleh Sir Herbert Samuel.

Penunjukkan Syaikh Muhammad Amin Al Husaini untuk menduduki dua jabatan penting itu dipandang sebagai cara Inggris menyelaraskan kepentingan mereka agar tidak terjadi pemberontakan lebih besar akibat migrasi orang-orang Yahudi.

Selama periode Mandat Britania atas Palestina, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini disibukkan dengan kegiatan politik, terutama untuk memperjuangkan kepentingan Arab-Palestina.

Pada 1936, protes terhadap migrasi bangsa Yahudi ke Palestina kembali memanas.

Pemerintah Inggris sempat merundingkan masalah itu dengan Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, tetapi tidak menemui hasil.

Alhasil, terjadi pemogokan yang melumpuhkan jalannya pemerintahan. Pemberontakan bangsa Arab untuk menuntut dihentikannya migrasi kaum Yahudi ke Palestina itu direspons keras oleh pemerintah Inggris.

Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dilengserkan dari semua jabatannya dan surat penangkapan terhadap para pejabat pendukungnya dikeluarkan.

Namun, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini gagal ditangkap karena lebih dulu melarikan diri hingga akhirnya sampai di Lebanon.

Baca Juga:Meta Tidak Akan Lagi Bayar Penerbit Berita AustraliaAmerika Serikat adalah The Great Lodge of Freemasonry

Di Lebanon, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini tinggal di sebuah desa di bawah lindungan Perancis selama dua tahun.

Menjelang akhir 1939, ia mundur ke Irak setelah hubungannya dengan otoritas Perancis memburuk.

Setelah itu, Amin Al Husaini memilih membentuk aliansi dengan Blok Poros (Nazi Jerman dan Italia), yang diklaim mendukung beberapa agendanya.

Agenda yang dimaksud adalah terkait Pan-Arabisme (bangsa-bangsa Arab harus bersatu) dan penolakan tehadap pembentukan rumah nasional bagi umat Yahudi di Palestina.

Sementara itu, pihak Blok Poros dapat menggunakan pengaruh Amin Al Husaini untuk menggalang dukungan dari dunia Arab.

0 Komentar