Mufti Agung Yerusalem Dukung Kemerdekaan Indonesia hingga Dituding ‘Antek Hitler’

Mufti Agung Yerusalem Dukung Kemerdekaan Indonesia hingga Dituding 'Antek Hitler'
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini saat bertemu dengan Adolf Hitler pada 28 November 1941.(Wikimedia Commons)
0 Komentar

SYAIKH Muhammad Amin Al Husaini adalah Mufti Agung Yerusalem antara 1921-1937 di bawah otoritas politik Mandat Britania atas Palestina.

Ia berperan besar dalam gerakan anti-Yahudi sekaligus anti-Zionis (pendudukan Israel di Palestina).

Untuk mendukung gerakannya itu, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini sempat membentuk aliansi dengan Blok Poros (Nazi Jerman dan Italia) selama Perang Dunia II.

Sosoknya pun menjadi kontroversial hingga pernah ditahan oleh otoritas Perancis.

Baca Juga:Rennes Le Chateau di Perancis Selatan, Desa Petilasan Kabbalah: Mistis Tertua DuniaBelajar dari Sejarah Arab Spring

Terlepas dari itu, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini tercatat mempunyai peran penting dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.

Lahir di Jerusalem pada 1895, Mohammed Effendi Amin al-Husseini yang dikenal sebagai Mufti Amin Al Husseini meninggal dunia di Lebanon pada 1974.

Ia adalah putra dari Tahir Al Husaini, seorang mufti (ulama yang berwenang mengeluarkan fatwa) di Yerusalem sekaligus penentang awal pendudukan Israel di Palestina.

Amin Al Husaini berasal dari keluarga berpengaruh, di mana anggota klan-nya banyak yang menjadi tuan tanah atau menduduki jabatan mufti dan Wali Kota Yerusalem.

Di Yerusalem, ia menempuh pendidikan di sekolah Al Quran, kemudian sekolah menengah Pemerintah Utsmaniyah.

Amin Al Husaini juga pernah belajar di sekolah menengah Katolik yang dijalankan oleh misionaris Perancis bernama Freres dan di Alliance Israelite Universelle yang dijalankan oleh seorang Yahudi.

Pada 1912, perjalanan pendidikannya berlanjut ke Universitas Al-Azhar di Kairo dan Dar al-Da’wa wa-l-Irshad, di bawah seorang ulama Salafi bernama Rashid Rida, yang kemudian menjadi mentornya.

Baca Juga:Meta Tidak Akan Lagi Bayar Penerbit Berita AustraliaAmerika Serikat adalah The Great Lodge of Freemasonry

Sebelum meletus Perang Dunia I, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Administrasi di Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki).

Ketika pecah Perang Dunia I pada 1914, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini bergabung dalam Angkatan Darat Ottoman yang ditempatkan di Kota Izmir, Turki.

Pada November 1916, ia kembali ke Yerusalem akibat mengalami cedera saat berperang.

Cederanya pulih seiring dengan pengambilalihan Palestina oleh Inggris dari Kekaisaran Turki Ottoman.

Setelah itu, Amin Al Husaini ambil bagian dalam Pemberontakan Arab, yang memiliki maksud memerdekakan bangsa Arab dari Kekaisaran Turki Ottoman.

Pada April 1920, terjadi kerusuhan besar sebagai bentuk protes terhadap Deklarasi Balfour yang dikeluarkan Pemerintah Inggris. Deklarasi Balfour dianggap merugikan bangsa Arab dan rakyat Palestina karena isinya mendukung pembentukan rumah nasional di Palestina bagi umat Yahudi.

0 Komentar