“Semua rincian politik, termasuk serangan kemarin di Beirut selatan, sedang dibahas,” kata diplomat itu, merujuk pada serangan Israel di pinggiran ibu kota Lebanon yang bertujuan membunuh komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr.
Sedangkan editor pertahanan Aljazirah Alex Gatopoulos mengatakan intelijen yang digunakan untuk menemukan dan membunuh Haniyeh “menunjukkan kemungkinan bantuan AS”. “Intelijen adalah kuncinya. Senjata apa pun di dunia ini hanya akan berguna jika kecerdasan yang memandunya. Itu bisa seakurat yang diinginkan,” kata Gatopoulos.
Intelijen teknis akan memberikan lokasi, “sesuatu yang harus mereka tindak lanjuti dengan cepat… [AS] jelas memiliki sarana dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi intelijen semacam ini,” katanya.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Mossad dan pembangkang Iran digunakan untuk mendapatkan informasi di lapangan, tambahnya. “Cara kematiannya hampir tidak relevan karena intelijanlah yang memandunya.”
Wadie Said, seorang profesor hukum di Fakultas Hukum Universitas Colorado, menggambarkan serangan terhadap Shukr Hizbullah di Beirut dan Haniyeh Hamas di Teheran sebagai “rangkaian peristiwa yang sangat berbahaya”.
“Dan saya harus mempertanyakan apa yang diketahui AS, dan bagaimana mereka bisa memproses eskalasi yang luar biasa ini,” katanya kepada Aljazirah. Akademisi tersebut melanjutkan dengan menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh mungkin menguntungkan Netanyahu.
“Hal ini terjadi di tengah banyaknya pemberitaan tentang bagaimana tokoh keamanan dan militer Israel sangat frustasi karena Netanyahu secara pribadi tampaknya menunda perundingan untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan serta mengakhiri konflik genosida yang mengerikan di Gaza,” kata Said.
Israel secara luas dicurigai melakukan kampanye pembunuhan selama bertahun-tahun yang menargetkan ilmuwan nuklir Iran dan pihak lain yang terkait dengan program atomnya. Insiden-insiden tersebut melibatkan operasi yang sangat tepat yang mungkin dilakukan oleh kelompok lokal.
Dalam salah satu insiden paling terkenal yang dikaitkan dengan Israel, ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh pada November 2020 dalam serangan canggih yang dipimpin oleh tim Mossad yang dilaporkan menggunakan senapan mesin terkomputerisasi, tidak memerlukan operasi di lokasi, dan memakan waktu lebih sedikit dari satu menit, dan tidak melukai orang lain, termasuk istri ilmuwan yang sedang bersamanya saat itu.