Momen Menggelitik di Sidang Sengketa Pilpres MK: Hotman Paris Vs Bambang Widjojanto hingga Margarito Kamis

Suasana Sidang lanjutan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Rabu (03/04) di
Suasana Sidang lanjutan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Rabu (03/04) di Ruang Sidang MK. Foto Humas/Ifa.
0 Komentar

BANYAK hal lucu dan menarik perhatian sepekan terakhir di sidang sengketa Pilpres 2024 yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK). Ada soal saksi 03 yang minta hakim MK tidak banyak tanya hingga hakim yang salah fokus (salfok) dengan cincin di jari tim pembela Prabowo-Gibran, Hotman Paris.

Sebagai informasi, ada dua permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang diadili di MK. Perkara pertama diajukan oleh capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan perkara kedua diajukan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Pihak termohon dalam kedua perkara tersebut ialah KPU RI. Sementara, kubu Prabowo-Gibran menjadi pihak terkait.

Berikut momen-momen lucu dan menggelitik sepekan terakhir di sidang MK:

Saksi 03 Minta Tak Banyak Tanya

Baca Juga:Koalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024Penyembelihan Sapi Merah Doktrin Yahudi Robohkan Al Aqsa Jatuh 10 April 2024, Berbarengan dengan Lebaran?

Ada momen di mana saksi dari Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Memed Alijaya, meminta agar tidak banyak pertanyaan yang diberikan kepada dirinya. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo pun mengingatkan saksi hadir memang untuk ditanyai.

Hal itu disampaikan saat Memed menjadi saksi dalam sidang sengketa Pilpres di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4) lalu. Memed mulanya menjelaskan soal kejadian dugaan aparat tidak netral.

Memed mengatakan peristiwa itu terjadi di Cikaso, Sukabumi, Jawa Barat. Memed mengatakan ada aparat yang dipimpin oleh Camat melakukan yel-yel dengan menggunakan pakaian kampanye Prabowo-Gibran di malam hari.

“Waktu kegiatan saya melihat, karena di kampung saya dekat saya tapi tidak ikut saya, orang-orang semua sudah tahu orang kader PDIP,” kata Memed.

“Saya langsung lapor ke Panwas,” sambung dia.

Suhartoyo pun mempertanyakan bagaimana kegiatan tersebut. Memed kemudian mempraktikkannya gerakan yang dimaksudnya di dalam ruang sidang.

Dia menyebut aparat-aparat itu berbaris di depan rumah Ketua RT. Lalu, katanya, posisi Camat berada di depan orang-orang yang berbaris tersebut. Sementara, katanya, Kepala Desa berada di belakangnya.

“Yang pimpin yel-yel orang sekretariat PPS, kami ‘relawan iing siap untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran, siap’, kata semua begitu,” jelas Memed.

“Camat HP-nya di sini dipegang dan setelah itu (video),” sambungnya.

“Itu 18 orang ya?” tanya Suhartoyo.

“Besoknya kan saya lapor ke Panwas,” kata Memed.

0 Komentar