Mitos Buaya Putih dan ‘Keuyeup Bodas’ di Waduk Jatigede

Mitos Buaya Putih dan 'Keuyeup Bodas' di Waduk Jatigede
Kabuyutan Cipaku, salah satu situs sejarah dari ratusan situs sejarah lainnya yang terendam genangan Waduk Jatigede (Foto tahun 2020)
0 Komentar

SELAIN mitos yang terdapat dalam Babon Darmaraja, mitos lain yang dipercayai kebenarannya oleh masyarakat Darmaraja yang berkaitan dengan pembangunan waduk Jatigede adalah di tengah masyarakat Darmaraja juga beredar mitos tentang buaya putih dan keuyeup bodas, ‘ketam putih‟.

Mitos buaya putih dan keuyeup bodas menggambarkan dua kekuatan besar yang saling bertentangan. Buaya putih tak lain adalah jin penjelmaan arwah Sangkuriang yang mewakili satu kekuatan besar yang terdapat di kawasan Darmaraja. Dalam mitos itu Sangkuriang digambarkan sedang mengejar-ngejar Dayang Sumbi yang berhasil memperdayanya. Sangkuriang ingin memiliki sebuah telaga indah setelah terlambat membendung Sungai Citarum.

Ia dengan segala kekuatan dan kesaktiannya akan membangun sebuah telaga besar di Darmaraja. Setelah gagal membendung Sungai Citarum, Sangkuriang rupanya begitu penasaran ingin mempersembahkan sebuah telaga pada Dayang Sumbi. Sementara itu, keuyeup bodas sebagai penjelmaan jin lain yang merupakan kekuatan lain berupaya mencegah adanya pembangunan telaga yang dilakukan oleh Sangkuriang.

Baca Juga:Keberadaan Waduk Jatigede Telah Diramalkan di Wangsit Babon DarmarajaKasus Dugaan Penipuan Berkedok Trading Quotex, Doni Salmanan Tersangka Kasus ITE hingga Pencucian Uang

Kekuatan keuyeup bodas sengaja mencegah pembangunan telaga demi mempertahankan akar budaya dan potensi budaya tumpah darahnya. Jika kawasan tersebut benar-benar menjelma menjadi sebuah telaga, pasti akan muncul dua kekuatan besar yang sama-sama menguasaitelaga. Dua kekuatan besar itu satu sama lain tidak ada yang mengalah.

Sosok buaya putih dan pengikutnya akan menguasai telaga apabila mereka benar-benar berhasil menjadikan kawasan tersebut menjadi sebuah telaga yang besar dan indah. Namun, keuyeup bodas tidak tinggal diam. Meskipun sebagai makhluk yang lembek dan tidak berdaya, keuyeup bodas dan pengikutnya akan selalu berusaha menjebol tambakan atau tembok penahan air bendungan. Bendungan perlahan-lahan akan bocor dan hancur. Banjir besar tak bisa dielakkan dan akan terus menggenangi area sekitar bendungan.

0 Komentar