GENG Meksiko penembak warga negara (WN) Turki bernama Turan Mehmet (40) di Vila Palm House, Desa Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, bungkam terkait asal dan keberadaan senjata api (senpi). Polisi hingga kini belum mengetahui keberadaan senpi yang dipakai menembak Mehmet dan terindikasi buatan Indonesia.
“Pada saat digerebek di TKP, barang bukti senpi tidak ditemukan. Para pelaku tidak jujur atau tidak kooperatif. Jadi masih tertutup. (Posisi senpi) belum diketahui,” kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono saat konferensi pers, Selasa (30/1).
Adapun tiga penembak WN Tukri semuanya merupakan warga Meksiko bernama Aramburo Contreras Jose Alfonso (32), Mayorouin Escobedo Juan Antonio (24), dan Deraz Gonzales Victor Eduardo (36). Satu tersangka lagi, Sicairos Valdes Roberto (27), masih buron.
Baca Juga:Terungkap Geng Meksiko di Bali Lakukan Penembakan WNA Turki, Polisi: Pelaku Telah Menyiapkan Aksi Secara MatangBerdirinya Pusat Kesehatan Pesantren, Caleg Perindo Dean Herdesviana Bertekad Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Cirebon
Polres Badung bersama Dittipidum Bareskrim Polri dan Ditreskrimum Polda Bali hingga kini masih berusaha menemukan barang bukti pistol milik empat pelaku yang dipakai menembak Mehme.
Teguh mengungkapkan berdasarkan rekaman closed-circuit television (CCTV), polisi menyimpulkan tiga pelaku masuk ke vila dan sama-sama memegang pistol. “Ketiganya memegang benda diduga senpi. Ya, ketiganya.”
Namun hanya satu pelaku bertubuh besar dan tinggi yang menembak korban. Polisi telah menemukan empat butir peluru aktif, empat selongsong peluru, dan empat proyektil di tempat kejadian.
Hasil uji Balistik Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Bali menemukan peluru kaliber 7,65×17 mm yang ditemukan di TKP merupakan buatan PT Pindad. Proyektil atau anak peluru di TKP maupun yang diangkat dari tubuh korban adalah hasil penembakan dari senjata api pabrikan laras pendek.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan menjelaskan empat pelaku telah berencana merampok barang berharga milik penghuni vila. Hal itu diperkuat dengan raibnya uang sebesar Rp 30 juta dan US$ 4 ribu. Pelaku juga merampas HP milik satuan pengamanan (satpam) vila.
“Salah satu pelaku menyandera satpam di vila dan menodongkan senjata. Tiga pelaku lainnya menerobos masuk dan menembakkan senpi ke penghuni vila. Ada empat orang yang menghuni,” kata Jansen.
Empat pelaku sempat memantau situasi di vila korban pada Senin malam (22/1/2024) sekitar pukul 22.00 Wita atau sebelum peristiwa berdarah itu terjadi. Selang sekitar tiga jam lebih, komplotan ini datang lagi dan melakukan penembakan, Selasa dini hari (23/1).