Minat Relawan Asing Bergabung Bela Ukraina Tidak Surut, Mayoritas Veteran Irak hingga Afghanistan

Minat Relawan Asing Bergabung Bela Ukraina Tidak Surut, Mayoritas Veteran Irak hingga Afghanistan
JAKARTA - Minat relawan asing untuk bergabung membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia tidak surut, meski pekan lalu Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan tentara asing yang tertangkap di Ukraina, tidak akan memperoleh status tahanan perang (POW). Michael Ferkol, yang pernah menjabat sebagai spesialis pasokan dengan batalyon insinyur di Angkatan Darat AS, telah berada di Roma untuk belajar arkeologi ketika dia mendengar seruan presiden Ukraina untuk pejuang asing. Dalam beberapa hari, kata Ferkol, dia datang ke kantor perekrutan militer di kota Lviv, Ukraina barat, berharap untuk diangkat sebagai paramedis garis depan. "Saya mengatakan kepada mereka, bahwa saya ingin melakukan triase pasien," kata pria berusia 29 tahun, yang tidak memiliki pengalaman tempur. "Ada seorang pria Finlandia di sana juga, dan dia seperti, 'Saya hanya ingin membunuh orang Rusia,'" ujarnya melansir Reuters 8 Maret. Ukraina telah membentuk legiun 'internasional' untuk orang-orang dari luar negeri, dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy secara terbuka mendesak orang asing untuk 'berjuang berdampingan dengan Ukraina melawan penjahat perang Rusia', untuk menunjukkan dukungan bagi negaranya. Pekan lalu, Presiden Zelenskiy mengatakan lebih dari 16.000 orang asing telah menjadi sukarelawan, tanpa merinci berapa banyak yang telah tiba. invasi rusia ke ukraina Ilustrasi pasukan sipil berjaga di Kyiv. (Wikimedia Commons/VOA/Yan Boechat)
0 Komentar

Sebagian besar adalah mantan tentara, sisanya adalah petugas medis darurat atau perawat perawatan kritis. Mereka bersedia untuk “membela negara yang belum pernah mereka kunjungi,” papar Capone, seorang spesialis dalam teori pembelajaran komputasi.

Untuk diketahui, pekan lalu Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan peringatan tegas bagi tentara asing atau tentara bayaran yang bergabung dengan Ukraina, jika tertangkap, mereka tidak akan diakui sebagai tahanan perang (POW).

“Saya ingin membuat pernyataan resmi, tidak ada tentara bayaran yang dikirim Barat ke Ukraina untuk memperjuangkan rezim nasionalis di Kiev, yang dapat dianggap sebagai pejuang sesuai dengan hukum humaniter internasional atau menikmati status tawanan perang (POW),” tegas kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, melansir TASS.

Baca Juga:Kritis Pedas Sikap Barat, Beri Rusia Sanksi tapi Tutup Mata Kejahatan Israel, Begini Sosok Richard Boyd BarrettAgung Sedayu Grup Milik Sugianto Kusuma ‘Aguan’ Janji Bawa Perusahaan Kaleng Ini Raup Pendapatan Rp520 Miliar

Dia memperingatkan, semua tentara bayaran asing yang tertangkap dan ditahan di Ukraina, akan dibawa ke pengadilan atas tuduhan kriminal.

“Paling-paling, mereka dapat dituntut sebagai penjahat. Kami mendesak semua warga negara asing yang mungkin memiliki rencana untuk pergi dan berjuang untuk rezim nasionalis Kiyiv, untuk berpikir belasan kali sebelum melanjutkan,” tandasnya. (*)

0 Komentar