MER-C: Relawan Indonesia Bertugas di Jalur Gaza Tersisa 12 Orang, Aktivitas Terhenti Imbas Serangan Israel

Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad (kanan) dan Laison Officer EMT MER-C Marissa Noriti (kiri) saat
Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad (kanan) dan Laison Officer EMT MER-C Marissa Noriti (kiri) saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
0 Komentar

KETUA Presidium Medical Emergency Rescue-Committee (MER-C) Indonesia Sarbini Abdul Murad mengatakan, akibat serangan Israel ke Rafah, relawan MER-C yang masih bertugas di Jalur Gaza, Palestina, hanya tersisa 12 orang. Bahkan, aktivitas semua media relawan MER-C sempat dihentikan imbas serangan Israel tersebut.

Hal tersebut diungkap Sarbini ketika memberikan keterangan kepada media, yang berkenaan dengan serangan darat Israel ke Rafah, Jalur Gaza bagian Selatan. Serta, update situasi dan Kondisi Terkini Relawan MER-C di Gaza Pasca Serangan Darat Israel ke Rafah, di Kantor Pusat MER-C, Jl. Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Rabu, 8/5/2024.

“Akibat serangan Israel ke Rafah, tersisa 12 relawan MER-C yang masih bertugas di Jalur Gaza. Dan aktivitas semua media relawan MER-C sempat dihentikan imbas serangan Israel tersebut,” ucapnya.

Baca Juga:Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur HukumBenda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?

Sarbini menyebut, serangan Israel ke Rafah pada Senin, 6 Mei lalu, mengakibatkan penundaan pertukaran Tim EMT 3 dan 4, dari MER-C yang akan keluar maupun masuk, guna bertugas ke Jalur Gaza. Padahal, hingga saat ini, pihaknya telah mengirimkan 31 relawan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat dan bidan.

“Tim EMT berkoordinasi dengan WHO sejak 18 Maret 2024 untuk mengirimkan bantuan medis ke Jalur Gaza. MER-C telah mengirim total empat tim EMT, tiga sudah masuk dan bertugas, sedangkan satu tim masih tertahan di Kairo, Mesir,” imbuhnya.

“Hingga saat ini, MER-C telah mengirimkan 31 relawan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat dan bidan,” sambungnya.

Sarbini mengungkapkan, meskipun serangan dari Israel telah melarang aktivitas di berbagai wilayah Gaza, namun tim EMT MER-C masih bertugas di sejumlah rumah sakit di kawasan Rafah.

“Tim EMT MER-C ini bertugas di sejumlah rumah sakit yang masih berfungsi di Rafah, Gaza Selatan, yaitu RS An Najar, RS El Emiraty dan Klinik Tal Al Sultan Primary Health Care Center,” katanya.

Lebih lanjut, Sarbini mengatakan, pihaknya mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera menghentikan serangan ke Rafah, Gaza Selatan. Pasalnya, serangan tersebut telah mengakibatkan semakin banyak korban jiwa dari masyarakat sipil.

0 Komentar