Menteri Keuangan Israel Desak Mossad Singkirkan Pemimpin Kelompok Hamas

IDF merilis video yang menunjukkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, kabur menggunakan terowongan di Khan Younis,
IDF merilis video yang menunjukkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, kabur menggunakan terowongan di Khan Younis, Gaza Selatan. (Israel Defense Force/IST)
0 Komentar

MENTERI Keuangan Israel Bezalel Smotrich mendesak badan intelijen Mossad untuk menyerang pemimpin kelompok pejuang Hamas Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza.

Pernyataan itu disampaikan setelah media lokal melaporkan proposal yang diajukan para perunding dan dipaparkan kepada Kabinet Keamanan Israel mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.

”Waktunya telah tiba bagi Mossad untuk melakukan tindakan yang telah dilatih, yaitu menyingkirkan para pemimpin Hamas di seluruh dunia dan tidak (mengambil bagian dalam) perundingan yang telah dilakukan secara tidak bertanggung jawab dan merugikan keamanan Israel,” ujar Smotrich melalui media sosial X dilansir dari Antara, Sabtu (27/4/2024)

Baca Juga:Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah PribadiAnggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian Kepala

Smotrich menolak perundingan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. Menurutnya, mulai sekarang Israel seharusnya hanya berbicara dengan Hamas melalui tembakan dan bom.

Dia menyerukan pasukan Israel untuk memasuki Rafah di Gaza selatan secepat mungkin sebelum melanjutkan perjalanan ke seluruh Jalur Gaza sampai Hamas hancur seluruhnya. ”Ini sangat penting bagi keamanan Israel dan ini juga satu-satunya kesempatan untuk memulangkan para sandera,” ujar Smotrich.

Kabinet Perang Israel Kamis (25/4/2024), mengungkapkan usulan kesepakatan baru pertukaran tahanan dengan Hamas dan gencatan senjata di Jalur Gaza. Inisiatif baru ini menuntut, antara lain agar Hamas membebaskan 20 warga Israel. 

Hamas diperkirakan menyandera lebih 130 warga Israel, sementara Tel Aviv menahan lebih 9.100 warga Palestina. (*)

0 Komentar