Mengungkap Strategi Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo di Jawa

Mengungkap Strategi Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo di Jawa
Foto Kolase Tiga Capres, Anies-Prabowo-Ganjar di Debat Perdana Capres 2024. (Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)
0 Komentar

JAWA adalah kunci merupakan kalimat yang dilontarkan oleh Syubah Asa ketika memerankan DN Aidit dalam film Gerakan 30 September PKI garapan almarhum Arifin C.Noer. Kalimat ini populer di sosial media. Dalam dialognya, disebutkan bahwa “kunci kemenangan adalah Jawa, siapa bisa menguasai Jawa itulah yang menang, jadi Jawa adalah kunci.”

Kalimat yang diucapkan pada saat adegan rapat PKI itu memberikan pesan bahwa, dengan menguasai Jawa maka akan dapat menguasai Indonesia.

Pulau Jawa sebagai pulau dengan populasi terpadat di Indonesia menjadi medan perebutan suara paling panas pada setiap pemilihan umum. Ada 115 juta calon pemilih atau 56,3 persen dari total 204,8 juta calon pemilih pada Pemilu 2024 di Jawa. Karena itu, Jawa menjadi lumbung suara paling diperebutkan semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Baca Juga:Xavi Hernandez Sempat Ngamuk Usai Strikernya Vitor Rogue Dikeluarkan Wasit, La Blaugrana Menang 3-1 Lawan Deportivo AlavesSengit Lolos ke Semifinal, Qatar Menang 3-2 Adu Penalti Lawan Uzbekistan di Piala Asia 2023

Keberhasilan di Jawa sangat menentukan keberhasilan secara nasional suatu pasangan capres-cawapres. Di Jawa, Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran lebih fokus ke daerah lawan, Ganjar-Mahfud pilih rawat basis dukungan.

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin panas dengan setiap pasangan calon telah mengumumkan partai politiknya. Hal ini menjadikan peta kekuatan suara tiap pasangan semakin terlihat jelas koalisinya, potensi perolehan suara, dan titik kekuatan wilayahnya.

Peta suara sebuah partai biasanya dikategorikan berdasarkan wilayah-wilayah atau biasa disebut Daerah Pemilihan (Dapil) pada setiap provinsi. Penguasaan suara di mayoritas wilayah penting akan menentukan kemenangan dari suatu partai politik.

Kekuatan suara parpol juga dapat diperkuat dengan mengusung calon presiden dan wakil presiden. Khususnya, pasangan calon (paslon) tersebut memiliki latar belakang historis dengan wilayah-wilayah tertentu yang akan mengangkat suara di Dapil asalnya.

Ganjar Pranowo yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah akan berpotensi memiliki basis dukungan yang kuat di provinsi tersebut. Pertempuran provinsi ini akan cukup ketat dengan terpilihnya Gibran yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Anies Baswedan yang berstatus mantan Gubernur DKI Jakarta justru memiliki potensi besar di Sumatera Barat atau Indonesia Timur karena kuatnya Partai Nasedem di Indonesia timur. Prabowo Subianto memiliki basis suara yang kuat di Jawa Barat dengan sejarah yang panjang pada Pemilu 2014 dan 2019.

0 Komentar