Mengenal Lebih Dekat Uya, Sulyanati Calon Wakil Wali Kota Banjar

Sulyanati adalah salah seorang bidan yang terlibat dalam gerakan pemekaran Kota Banjar. Ia memiliki ikatan emo
Sulyanati adalah salah seorang bidan yang terlibat dalam gerakan pemekaran Kota Banjar. Ia memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Kota Banjar. Ia punya sejumlah gagasan yang penting bagi Kota Banjar. (IST)
0 Komentar

DALAM suatu kompetisi tentu tidak asing lagi dengan istilah kuda hitam dan kuda putih. Sebut saja dalam pertandingan sepak bola. Ada salah satu tim yang tidak dijagokan tetapi masuk final dan memenangkan pertandingan. Ada pula tim yang menjadi penghalang tim lain, sehingga tidak dapat masuk ke tahap selanjutnya justru memberikan tim lainnya melenggang.

Hal sama berlaku juga dalam politik kita saat ini. Belakangan banyak media menggunakan istilah kuda putih. Ini biasanya merujuk kepada sosok politikus yang tiba-tiba berubah haluan, yang tadinya mendukung mati-matian salah satu pihak tiba-tiba menyerang secara frontal.

Lalu, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan istilah kuda putih dan kuda hitam tersebut?

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Berdasarkan sejarahnya,  kedua istilah kuda itu memang merujuk ke salah satu hewan berkaki empat yang kala itu banyak dijadikan sebagai tunggangan baik untuk transportasi, peperangan maupun pertandingan. 

Secara eksplisit, seorang penulis dan teologi Irlandia, Culumba Graham Flegg dalam bukunya yang berjudul An Introduction to Reading Apocalypse (1999) mengistilahkan penunggang kuda putih disebut Conquest , yang artinya pemenang. Sehingga dari penjelasan tersebut, arti kuda putih merujuk pada hewan yang mengantarkan penunggannya menuju kemenangan akhir.

Sejarawan lainnya mengaitkan munculnya istilah kuda putih dari peperangan Yunani dan Troya. Di peperangan itu mengemuka tipu daya, di mana pasukan Yunani berpura-pura meninggalkan perang kemudian sengaja meninggalkan kuda kayu besar di medan perang.

Orang Troya meyakini bahwa kuda kayu besar yang kemudian dikenal sebagai Trojan Horse tersebut sebagai tanda menyerahnya pihak Yunani dalam peperangan. Mereka tidak menyangka bahwa di dalam kuda kayu besar tersebut terdapat sekumpulan prajurit yang akan menyerbu masuk ke dalam benteng.

Kuda Troya dalam dunia maya juga dipakai untuk mengistilahkan pada sesuatu yang terlihat tidak berbahaya tapi sebenarnya merusak atau mengganggu pemrograman komputer. Atau sederhananya mencuri informasi pribadi yang sering kita kenal sebagai Trojan.

Dikutip dari Britannica, kuda Troya berbentuk kuda kayu berongga besar yang dapat memuat prajurit dibangun untuk dapat masuk ke benteng Troy. Jadi kuda kayu besar ini sebagai jebakan untuk memenangkan peperangan. Dari hal ini, kuda Troya dan kuda putih dimaknai sama, membuat jebakan untuk mencapai kemenangan. 

0 Komentar