Mengapa Harga BBM di SPBU Vivo Lebih Murah?

Mengapa Harga BBM di SPBU Vivo Lebih Murah?
SPBU Vivo
0 Komentar

Sebelumnya, harga BBM Vivo jenis Revvo 89 itu menjadi yang termurah yakni Rp 8.900 dan jadi incaran masyarakat ketika pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM Pertalite menjadi Rp 10.000 per liternya.

Sebagai informasi, sejak Minggu (4/9/2022) hingga Senin (5/9/2022) BBM Revvo 89 hilang di sejumlah SPBU, karena pihak Vivo tak memasang daftar harga Revvo 89 di ‘plang’ harga. Sejumlah petugas mengatakan bahwa stok Revvo 89 kosong. Namun, pada sore harinya, plang harga kembali dibuka dengan kenaikan harga menjadi Rp 10.500 per liter.

Rumor di masyarakat berkembang hal tersebut akibat dari tekanan dari pemerintah karena harga BBM milik Vivo yang dijual lebih murah. Namun, secara tegas pemerintah membantah hal tersebut.

Baca Juga:Demokrat: Kader Tak Perlu Menangis Sampaikan Pandangan Terkait Kenaikan Harga BBMTanggapi Demo Kenaikan Harga BBM, Puan Maharani: Jangan Membuat Rakyat Jadi Lebih Susah dan Sulit

Usut punya usut harga rendah yang ditawarkan SPBU Vivo adalah untuk menghabiskan stok yang tersedia. Manajemen VIVO dalam keterangan tertulis awal Juli mengatakan, pemerintah telah memutuskan untuk menghapus penjualan BBM beroktan rendah pada 31 Desember 2022. BBM Revvo 89 termasuk di dalamnya.

Jaringan SPBU Vivo berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi. Perusahaan ini resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.

Awalnya perusahaan ini bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), namun kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.

Selain di Indonesia, induk perusahaan yakni Vitol Group telah lebih dulu mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan beberapa negara di Afrika.

Siapa Vitol Grup Sang Pemilik SPBU Vivo?

Vitol Holding BV adalah perusahaan energi dan komoditas yang berbasis di Belanda. Grup bisnis ini beroperasi melalui berbagai anak perusahaan yang menyentuh nyaris seluruh aspek industri hulu migas mulai dari pemurnian, perdagangan, pengiriman, terminal dan penyimpanan hingga pembangkit listrik. Portofolio perusahaannya meliputi Vitol Aviation, Varo Energy, Vivo Energy, Viva Energy Australia, VTTI dan OVH Energy.

Meski saat ini masih terdaftar di Belanda tetapi mayoritas eksekutif tertinggi perusahaan berkantor pusat di London dan banyak melakukan bisnis dari Geneva, Swiss.

Vitol sendiri merupakan salah satu perusahaan raksasa yang jarang diketahui oleh orang banyak. Namanya jarang sekali menjadi berita utama media global bahkan ketika pertemuan OPEC sedang berlangsung. Meski demikian, pejabat tinggi seperti menteri perminyakan Saudi tentu kenal dekat Vitol seperti halnya mereka dengan Shell atau BP.

0 Komentar