Menelusuri Temuan Diduga Puing Roket China di Kabupaten Sanggau

Menelusuri Temuan Diduga Puing Roket China di Kabupaten Sanggau
Puing diduga serpihan roket China (Foto: Dokumen Istimewa)
0 Komentar

LOGAM yang diduga puing roket China ditemukan jatuh di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kekhawatiran ilmuwan AS terbukti.

Dua potongan besi besar yang diduga kuat serpihan roket milik China dilaporkan jatuh di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar). Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun akan melakukan identifikasi terhadap benda tersebut.

Temuan ini membuktikan kekhawatiran para ilmuwan Amerika bahwa serpihan roket Long March 5B milik China jatuh tak terkendali dan bisa membahayakan masyarakat awam.

Baca Juga:Wisatawan Prancis Pertanyakan Kebijakan Kenaikan Tarif ke Pulau Komodo dan Pulau Padar hingga Rp3,75 jutaBPOM Banda Aceh Sita 2.920 Kosmetik Ilegal dari Lipstik, Masker Wajah dan Pensil Alis

Core stage roket berbobot 22 ton itu jatuh tak terkendali ke Bumi pada akhir pekan lalu. Sebagian besar roket itu terbakar di atmosfer, tapi sekitar 20-40% serpihan akan jatuh ke Bumi.

Beberapa bagian roket yang ditemukan berukuran cukup besar sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan parah jika jatuh di area pemukiman. Untungnya rongsokan itu jatuh di wilayah terbuka.

“Tidak ada korban atau kerusakan properti yang dilaporkan, tetapi puing-puing berada di dekat desa dan jika meleset beberapa ratus meter saja bisa menjadi cerita yang berbeda,” kata ahli astrofisika dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics Jonathan McDowell.

Biasanya, para ilmuwan di Amerika mengatur supaya roket jatuh di lautan. Itu sebabnya China mendapat kritik perkara puing roket Long March 5B ini.

“Semua negara yang melakukan perjalanan ke luar angkasa harus mengikuti standar yang sudah ada, dan melakukan tugasnya untuk memberi informasi semacam ini agar bisa menghadirkan prediksi yang akurat terkait risiko kejatuhan serpihan, terutama untuk kendaraan besar seperti Long March 5B, dengan risiko besar kehilangan nyawa dan kerusakan bangunan,” kata Administrator NASA Bill Nelson.

Pemerintah China dikritik banyak pihak karena membahayakan warga bumi dengan meluncurkan roket Long March 5B seberat 22 ton ke atmoser.

Pasalnya roket tersebut tidak bisa dikontrol setelah mengantarkan muatannya ke orbit, dan lokasi jatuhnya tak bisa diprediksi, yang bisa membahayakan warga di berbagai belahan Bumi.

Baca Juga:BPOM Tangerang Temukan 3.451 Kosmetik Tanpa Izin Edar dan KadaluwarsaBPOM Pekanbaru Temukan 1.826 Produk Kosmetik Ilegal

Ini adalah ketiga kalinya China dituding tak mengurus serpihan roketnya setelah diluncurkan. Long March 5B dipakai untuk mengantarkan modul baru ke Stasiun Luar Angkasa milik China, yang diluncurkan dari pulai Hainan pada 24 Juli lalu.

0 Komentar