Mencocokkan Atlantis dengan Nusantara

Mencocokkan Atlantis dengan Nusantara
0 Komentar

Jika ditarik garis waktu yang merentang selama beberapa abad sebelum masehi, gelombang para pendatang dari Yunan itu bisa dibedakan menjadi dua, yakni Proto Melayu dan Deutro Melayu.

Gelombang pertama yang bemigrasi ke Indonesia pada 3000 SM hingga 1500 SM disebut sebagai Proto Melayu. Kedatangan mereka ditandai dengan ciri-ciri kebudayaan neolitikum, seperti jenis perahu bercadik satu.

Lalu pendatang gelombang kedua dengan waktu migrasi dari Yunan ke nusantara pada kurun 1500 SM hingga 500 SM disebut dengan istilah Deutro Melayu.

Baca Juga:Tanduk Kerbau Cakar Harimau, Kerambit Sejak Dinasti DharmasrayaPengancam Tembak Capres Nomor Urut 1 Diringkus, Begini Kata Anies Baswedan

Kedatangan orang-orang Deutro Melayu ke Indonesia ditandai jejak peninggalan perahu bercadik dua. Peninggalan lain dari orang-orang Deutro Melayu yang bisa terlacak dari sejumlah penggalian, adalah benda-benda berbahan perunggu dan logam.

Bangsa Deutro Melayu tiba di Indonesia pada sekitar tahun 500 SM. Sesuai dengan sejumlah bukti sejarah yang ditemukan, bangsa Deutero-Melayu masuk ke wilayah kepulauan Indonesia melalui jalur Barat.

Orang-orang Deutro Melayu diperkirakan semula bergerak untuk bermigrasi ke sekitar hulu sungai Salwen dan sungai Mekhong. Alasan migrasi tersebut kemungkinan bencana alam atau serangan dari suku bangsa lain.

Mengutip dari ulasan di Jurnal Fajar Historia (Vol. 3, 2019), jalur migrasi bangsa Deutro Melayu ke nusantara bermula dari Yunan (diperkirakan wilayah di sekitar Teluk Tonkin), lalu menuju wilayah Vietnam, Thailand, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Indonesia.

Setelah tiba di semenanjung Malaya, orang-orang Deutro Melayu berlayar ke Sumatra. Kemudian, secara bertahap, mereka menyebar ke kawasan Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara.

Orang-orang Deutro Melayu lantas berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di nusantara menjadi suku-suku yang masih ada sampai saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Persebaran Deutro Melayu meliputi semua kepulauan di Indonesia, kecuali beberapa pulau di sekitar Papua.

Bangsa Deutro Melayu datang ke nusantara sembari membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, kawasan di Vietnam Utara. Kebudayaan logam itu terlihat dari peninggalan mereka, seperti candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu.

Baca Juga:Tak Kunjung Lakukan RUPS Luar Biasa, Pemegang Saham Okinawa Sushi Tempuh Jalur HukumPPATK Luruskan Temuan 36,67 Persen Dana Proyek Strategis Nasional Masuk Kantong ASN

Peninggalan-peninggalan ini pula yang menunjukkan bahwa peradaban Deutro Melayu sudah lebih tinggi dari bangsa Proto Melayu.

0 Komentar