Masuknya Elon Musk Duduki Dewan Twitter Bikin Karyawan Panik, Dianggap Akan Pulihkan Akun Donald Trump

Masuknya Elon Musk Duduki Dewan Twitter Bikin Karyawan Panik, Dianggap Akan Pulihkan Akun Donald Trump
Ilustrasi Elon Musk sedang merokok ganja, kembali muncul di Twitter. (foto: twitter @elonmusk)
0 Komentar

BERITA tentang Kepala Eksekutif Tesla, Elon Musk, menduduki  kursi dewan di Twitter membuat beberapa karyawan Twitter panik atas masa depan kemampuan perusahaan media sosial ini untuk memoderasi konten.

Dalam beberapa jam setelah pengungkapan mengejutkan minggu ini bahwa Musk, yang digambarkan sebagai seorang yang dianggap mendukung paham ” kebebasan berbicara mutlak”, memperoleh cukup banyak saham untuk menjadi pemegang saham terbanyak di Twitter, maka kaum politik konservatif  mulai membanjiri media sosial dengan seruan untuk kembalinya Donald Trump di media sosial itu.

https://twitter.com/laurenboebert/status/1511324189004812302?s=20&t=Y1xznSMiyP3Z1TnQ6frd7Q

Baca Juga:LEGO dan Epic Games Bareng Bangun Metaverse yang Ramah AnakKanada Buat UU FB-Google Wajib Bayar Konten Berita, Indonesia Kapan?

Mantan Presiden AS itu dilarang dari Facebook dan Twitter setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol karena kekhawatiran seputar hasutan kekerasan.

“Sekarang @ElonMusk adalah pemegang saham terbesar Twitter, saatnya untuk mencabut sensor politik. Oh… dan BRING BACK TRUMP!,” cuit anggota Kongres dari Partai Republik Lauren Boebert pada Senin, 4 April.

Terlepas dari pengulangan Twitter minggu ini bahwa dewan tidak membuat keputusan tentang kebijakan, empat karyawan Twitter yang berbicara dengan Reuters mengatakan mereka khawatir tentang kemampuan Musk untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan pada pengguna yang kasar dan konten berbahaya.

Dengan Musk adanya di dewan, para karyawan mengatakan pandangannya tentang moderasi dapat melemahkan upaya selama bertahun-tahun untuk menjadikan Twitter sebagai tempat wacana yang sehat, dan memungkinkan trolling dan serangan massa berkembang.

https://twitter.com/elonmusk/status/1511982702819520512?s=20&t=3BzCFJ-v2BTni-eTSF2uNg

Setelah larangan Trump dari Facebook dan Twitter, miliarder itu men-tweet bahwa banyak orang tidak akan senang dengan perusahaan teknologi AS yang bertindak “sebagai penengah de facto atas kebebasan berbicara.”

Musk belum mengartikulasikan apa yang ingin dia lakukan sebagai anggota dewan baru, tetapi dia telah mengirimkan niatnya melalui aktivitas Twitter-nya. Seminggu sebelum Musk mengungkapkan 9,1% sahamnya di Twitter, dia melakukan polling kepada 80 juta pengikutnya tentang apakah situs tersebut menganut prinsip kebebasan berbicara, dan mayoritas memilih ‘tidak’.

Baca Juga:Persiapan Persalinan, Nikita Willy Sudah di Rumah Sakit Cedars-Sinai Medical Center Bertarif Rp52 Juta SehariMomen Selir Prabu Brawijaya V Dewi Kian Ketika Belajar Islam, Tanya Beda Nabi dan Rasul

Karyawan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, menunjuk pada sejarah Musk menggunakan Twitter untuk menyerang kritik. Pada tahun 2018, Musk mendapat kecaman karena menuduh seorang penyelam Inggris yang telah membantu menyelamatkan anak-anak yang terperangkap di sebuah gua di Thailand sebagai seorang pedofil.

0 Komentar