Masihkah Ada Politisi Indonesia yang Jujur di Era Post-Truth?

Masihkah Ada Politisi Indonesia yang Jujur di Era Post-Truth?
Ketua JMSI Jawa Barat, Sony Fitrah Perizal 
0 Komentar

KEJUJURAN jadi hal langka di era post-truth, di mana informasi dan kebenaran sering dimanipulasi, keberadaan politisi yang berintegritas susah dicari atau bisa jadi memang sudah tidak ada.

Terlepas dari itu, marilah kita tetap menjaga harapan bila politisi jujur itu masih ada.

Mari kita intip bukti empiris. meskipun jumlahnya mungkin sangat-sangat kecil, masih ada politisi yang menunjukkan komitmen terhadap kejujuran dan integritas. Mereka berani mengambil risiko untuk memperjuangkan kebenaran, bahkan ketika tidak populer. Setidaknya kita masih mendengar ada politisi yang vokal melawan korupsi atau yang tetap teguh pada prinsipnya meskipun ditekan oleh pihak lain.

Baca Juga:Yudha Arfandi Celana Pendek Kaos Hitam Terlelap Tidur di Rumah Kontrakan Saat DitangkapSemeru Alami Peningkatan Aktivitas Vulkanik, Muntahkan Lava Pijar hingga Letusan Asap Setinggi 1 Kilometer

Meskipun sedikit klise, mari kita tetap berharap ada generasi muda yang memasuki dunia politik membawa harapan baru lebih terdidik, lebih sadar akan isu-isu global, dan lebih terhubung dengan masyarakat melalui media sosial. Semoga saja generasi ini bisa memaksimalkan pootensinya untuk jadi lokomotif gerakan perubahan positif dalam dunia politik di tanah air.

Kejujuran tidak bisa sekedar mengandalkan nawaitu karena harus di lakukan dan pastinya politisi jujur akan mendapat banyak godaan dan ujian sepanjang masa pengabdiannya.

Harus ada faktor pendukung agar terbangun ekosistem politik yang kondusif buat politisi jujur dan bahkan mungkin bisa mencegah para politisi lain berbuat curang, melakukan manipulasi, menyebar kebohongan atau bahkan melakukan praktik money politics.

Harus ada inovasi teknologi yang bisa memaksa politisi tetap di koridor kejujuran. Kenapa tidak kita sedikit berfikir kedepan untuk memanfaatkan kecerdasan buatan yang dapat membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam politik.

Hal itu akan lebih baikdaripada teknologi kecerdasan buatan malah digunakan oleh politisi busuk untuk menjalankan niatnya.

Semoga kedepan kita bisa menggunakan teknologi yang dapat membantu melacak aliran dana kampanye, mencegah manipulasi emosi publik dalam pemilu, dan memverifikasi informasi.

Kitq juga mungkin masih berharap masyarakat sipil ditanah air lebih aktif dan kritis sehingga masih bisa membantu mengawasi kinerja politisi dan memastikan mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Baca Juga:Beredar CCTV Aksi Keji Kekasih Tamara Tyasmara, Terlihat Detik-detik YA Tenggelamkan DanteSelamat Hari Pers Nasional, Ini Sederet Film Tentang Jurnalis Terbaik yang Bisa Anda Saksikan

Masyarakat sipil dapat melakukan advokasi untuk reformasi politik, memantau proses pengambilan keputusan, dan melaporkan kasus korupsi.

0 Komentar