Mampukah Gerakan Pendukung ‘Radikal’ Ganjar Pranowo Tembus Pilpres 2024?

Mampukah Gerakan Pendukung 'Radikal' Ganjar Pranowo Tembus Pilpres 2024?
Heru Subagia
0 Komentar

Tidak hanya Relawan Ganjar Pranowo, menariknya, Heru Subagia memperjuangkan Ganjar Pranowo untuk maju Capres 2024 memanfaatkan hubungan antar alumni. Hal ini sangat berpengaruh secara emosional untuk Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo sebagai Ketua Umum Kagama dan Heru Subagia sebagai alumnus UGM tergabung dalam Keluarga Alumni Gadjah Mada.

Loyalitas akan terjalin dan terjaga mengingat Heru Subagia menjabat di kepengurusan wilayah Jabar dan Daerah Cirebon Raya. Tentunya, kegiatan alumni yang tergabung dalam Keluarga Alumni Gadjah Mada akan sinergis melalui pertemuan dan diskusi baik di bidang sosial dan UMKM sebagai bagian pelaksanaan program masing-masing pengurus wilayah dengan melibatkan Ganjar Pranowo.

Strategi politik tersebut, mungkin dapat dikatakan, penegasan kesetiaan hubungan antar alumni tampaknya menunjukkan kepentingan mereka telah diakomodasi. Selain menyibak realitas politik yang bersifat transaksional, dukungan relawan Ganjar Pranowo dan sesama alumni KAGAMA juga disebut sebagai sinyal menguatnya posisi Ganjar Pranowo. Pasalnya, mengacu pada logika transaksi, investasi saham mestilah dilakukan di atas asumsi keuntungan. Lantas, apakah posisi Ganjar tengah menguat saat ini?

Mirip Jokowi?

Baca Juga:Heru Subagia Pendukung ‘Radikal’ Ganjar Pranowo: PDI Perjuangan Jika Ingin Menang Harus Dukung Mas GanjarDrama Leslar: Kisah KDRT Berujung Cinta Bersemi Kembali

Melihat secara garis besar, sekiranya tidak salah menyebut langkah Ganjar saat ini mirip dengan Jokowi dahulu. Menurut Leo Suryadinata dalam tulisannya Golkar’s Leadership and the Indonesian President, pada Pilpres 2014 lalu, kendati berbagai petinggi PDIP tidak begitu menyukai Ganjar Pranowo, toh pernyataan Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu, menyebut pernyataan Ganjar Pranowo siap jadi capres tidak melanggar aturan partai. Hal ini menyiratkan kode dukungan dari Ketua Umum PDI PDIP Megawati Soekarnoputri. tetap mengusungnya karena memiliki elektabilitas yang tinggi.

Namun, penegasan-penegasan Megawati tampaknya harus membuat kita menguji kesimpulan Suryadinata. Pasalnya, dalam berbagai kesempatan, misalnya pada 21 Agustus 2020, Ketua Umum PDIP itu menegaskan bahwa survei bukanlah acuan utama penentuan kandidat.

Pada 26 Agustus 2020, Megawati juga pernah menyinggung soal banyaknya survei yang kurang objektif dan adanya survei yang dibayar. Jika benar demikian, bagaimana caranya Ganjar Pranowo itu membuat Megawati dan PDIP mengusungnya pada Pilpres 2024?

Pernyataan pakar hukum tata negara Refly Harun tampaknya menjawab pertanyaan tersebut. Pada 3 Agustus 2019, Refly menyebut ada enam orang kuat yang berada di lingkaran Jokowi, yakni Menko Marves Luhut B. Pandjaitan, Megawati, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG), mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), dan mantan Ketua Umum PKPI A.M. Hendropriyono.

0 Komentar