Mampu Ganggu Konvoi Pasukan Kremlin, Turki Mau Jual Drone Bayraktar TB2 Ke Indonesia

Mampu Ganggu Konvoi Pasukan Kremlin, Turki Mau Jual Drone Bayraktar TB2 Ke Indonesia
Pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Bayraktar TB2 (Tactical Block 2) (defenceturkey.com)
0 Komentar

PERUSAHAAN pembuat pesawat tanpa awak (drone) asal Turki Bayraktar, Baykar Defense, disebut akan mulai menjual produknya di Asia. Salah satu negara yang dibidik sebagai konsumen potensialnya adalah Indonesia.

CEO Baykar, Haluk Bayraktar mengatakan fokus ke Asia ini penting karena China, selaku negara yang juga mampu membuat drone perang, memutuskan untuk tidak menjual drone ke negara lain. Selain RI, drone ini juga akan ditawarkan ke Malaysia dan Jepang.

China tidak akan mau menjual drone ke banyak negara Asia di sekitarnya dan kami memberikan negara-negara itu pilihan yang lebih baik,” ujarnya dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga:Wacana Pemilu Ditunda Pemilu dari Luhut-Cak Imin, Pengamat: Membahayakan DemokrasiJelang Balapan MotoGP Penumpang di Padangbai Meningkat, Per Hari 1500 Orang 

Drone Bayraktar, memainkan peranan besar dalam pertempuran Rusia dan Ukraina. Bahkan, drone itu dikabarkan sukses mengganggu dan merusak konvoi pasukan Kremlin.

Keberadaan Bayraktar sendiri memang telah membuat Rusia resah. Saat Kyiv dilaporkan akan membelinya dari Turki, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan keberadaannya membuat wilayah negara itu menjadi tidak stabil.

Selain di Ukraina, Bayraktar juga pernah membuktikan debutnya dalam melawan alutsista darat buatan Rusia di negara lain. Ini terjadi di  Armenia, Azerbaijan, Suriah, dan Libya.

Di sisi lain, negara-negara seperti Indonesia diketahui sedang getol dalam pengembangan alutsistanya. Media alutsista Oryx mengatakan drone ini akan mampu memperkuat kerja Angkatan Laut RI yang memiliki wilayah yang berbentuk kepulauan.

“Jika Indonesia membeli drone Baykar Akinci atau TAI Aksungur (drone buatan Turki lainnya), itu akan memberikan negara Asia Tenggara aset serangan jarak jauh”, papar salah satu penulis Oryx, Stijn Mitzer.

0 Komentar