Malam Tirakat 17 Agustus, Tradisi Refleksi Ajang Kebersamaan

Malam tirakat 17 Agustus warga RT O6 Pengilon Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga (Foto: Jo
Malam tirakat 17 Agustus warga RT O6 Pengilon Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga (Foto: Josua Gian A)
0 Komentar

SELAIN upacara bendera, untuk mengenang perjuangan para pahlawan bangsa dalam membawa kemerdekaan, di Surabaya dan daeradaerah lainnya selalu menggelar malam tirakatan.

Kegiatan berkumpulnya Masyarakat untuk merenung dan berdoa sekaligus mensyukuri kemerdekaan ini sudah menjadi tradisi masyarakat.

Biasanya warga akan berkumpul dengan membawa berbagai makanan dan minuman, hingga tumpeng sebagai bentuk Syukur atas kemerdekaan yang sudah dinikmati.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Ketua RT O6 Pengilon Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, Widodo mengungkapkan di saat merayakan kemerdekaan juga harus mengingat perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan darah, keringat dan air mata.

“Kita harus selalu menghargai dan mengenang jasa-jasa pahlawan serta menghormati cita-cita luhur mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan ini dengan semangat kebersamaan dan persatuan tanpa memandang perbedaan suku, agama dan budaya. Kita harus tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita seperti semangat gotong royong, toleransi dan keberagaman,” pungkasnya, Jumat malam (16/8).

Malam tirakatan menjadi sebuah ritual turun-temurun yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan 17 Agustus.

Pada malam ini, masyarakat akan berkumpul untuk mengenang perjuangan para pahlawan, memanjatkan doa, serta mempererat tali silaturahmi.

Melalui ‘Malam Tirakatan’, nilai-nilai luhur seperti persatuan, gotong royong, dan rasa syukur kembali dihidupkan.”

Dalam suasana khidmat dan penuh haru, warga akan berkumpul untuk mengenang jasa para pahlawan. Cahaya lilin menerangi wajah-wajah yang khusyuk berdoa, menciptakan atmosfer yang begitu menyentuh.

Tradisi ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi masyarakat untuk menghargai kemerdekaan yang telah diraih. Sebagai bagian dari warisan budaya Jawa, Malam Tirakatan juga menjadi ajang untuk memperkuat rasa kebersamaan.

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul dalam satu tujuan, yaitu memperingati hari kemerdekaan. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana untuk mentransfer nilai-nilai luhur kepada generasi muda, sehingga semangat nasionalisme terus terjaga.

Inti dari tirakatan adalah persiapan menyambut suatu acara penting, yang bisa berupa acara pribadi seperti pernikahan (Midodareni) atau acara komunitas seperti pemilihan kepala desa.

0 Komentar