Makan Siang Sadis, Jenderal

Makan Siang Sadis, Jenderal
M Rizal Fadillah
0 Komentar

SEMAKIN kacau saja negeri dengan seenaknya mengatur pemerintahan. Alih-alih mengakhiri dengan baik, justru semakin berantakan saja negara ini dibuatnya. Terakhir karena mungkin jasa menggendong anaknya, Jokowi memberi hadiah bintang empat kepada Prabowo. Semau dewek saja memberi permen. Ada yang komen gak sekalian diberi bintang lima atau bintang toedjoeh saja ?

Bagaimana bisa seorang purnawirawan diberi kenaikan pangkat Jenderal untuk dua hal :

Pertama, UU TNI tidak memberi ruang bagi kenaikan pangkat Purnawirawan dan hanya membenarkan kenaikan pangkat bagi prajurit aktif. Tidak dikenal adanya Jenderal Kehormatan. Mungkin hanya dihormati oleh Jokowi he he.

Baca Juga:Nongkrong di Seulawah Coffee BandungAntara TSM dan Anomali SIREKAP IT KPU 2024

Kedua, Prabowo memiliki track record sebagai prajurit bermasalah di TNI. Dewan Kehormatan Perwira merekomendasi pemecatan Prabowo dari TNI. Kepres yang ditandatangani BJ Habibie memberhentikan Prabowo. Sulit dibantah Tim Mawar bentukan Prabowo terbukti melakukan penculikan dan penghilangan aktivis.

Kini kekacauan juga terjadi pada program kampanye Prabowo Gibran soal makan siang gratis yang tipu-tipu dikira untuk semua rakyat tidak tahunya untuk anak- anak. Itu konon daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Baru tuntas katanya tahun 2029. Progam makan siang gratis tidak logis dan tidak solutif. Program yang tidak membangun karakter bangsa. Memalukan dan memilukan.

Gilanya Jokowi sudah membahas dalam rapat kabinet dan menganggarkan untuk APBN 2025 padahal itu program Prabowo Gibran bukan Jokowi. Lagi pula belum ada keputusan KPU bahwa Prabowo Gibran itu Presiden/Wapres. Luar biasa konyolnya negeri Jokowi ini.

Program makan siang gratis yang tengah diprioritaskan menjadi bukti bahwa Jokowi, Prabowo dan Gibran telah menistakan bangsa sendiri. Membangun imej kedaruratan tingkat tinggi. Betapa primitifnya perilaku Jokowi, Prabowo dan Gibran. Membodohi rakyat dengan pragram makan. Di tengah kegagalan dalam menyejahterakan rakyat.

Karakter imperialis dan feodalistik dengan melempar-lempar bingkisan, memberi makan siang gratis dan mengantrikan rakyat untuk membeli beras. Telah membunuh juga anak-anak dengan program antrian tersebut. Di sisi lain kaum imperialis dan feodalis hidup senang-senang dengan gaji dan tunjangan yang fantastis. Mereka adalah para pemimpin yang zalim.

0 Komentar