Letusan Gunung Marapi Sebabkan Hujan Abu Namun Warga Tetap Bertahan

Letusan Gunung Marapi Sebabkan Hujan Abu Namun Warga Tetap Bertahan
0 Komentar

LETUSAN Gunung Marapi di Sumatera Barat pada Minggu, 3 Desember 2023 menyebabkan hujan batu kecil dan abu di 14 dari 16 kecamatan di Kabupaten Agam. “Kami pendataan dari masing-masing camat,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Agam Olkawendri, Minggu.

Dia menjelaskan, abu dan longsor terjadi di empat kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek, dan Malalak. Sepuluh kecamatan lainnya hanya terdampak abu, yakni Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, dan Kamang Magek.

“Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terkena dampak erupsi,” tambah Agam.

Baca Juga:Kandidat Presiden Mulai BerkampanyeSkandal, Sel Rahasia dan Bertahan Hidup: Bagaimana Kesepakatan Penyanderaan Israel-Hamas yang Menegangkan Dilakukan?

Menurut dia, warga di empat kecamatan terdekat Gunung Marapi masih berdiam diri di rumahnya pasca erupsi. Namun, mereka sangat disarankan untuk tetap berada di dalam rumah dan memakai penutup wajah saat beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah infeksi saluran pernafasan akut.

Ia membenarkan, saat letusan mendadak terjadi, ada 47 orang yang sedang mendaki di kawasan gunung aktif tersebut. 19 orang di antaranya sudah kembali, sedangkan sisanya masih berada di kawasan. BPBD Agam berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung, dinas pariwisata daerah, dan pemerintah daerah untuk melakukan evakuasi. “Mudah-mudahan mereka semua kembali dengan selamat,” kata Agam.

Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengatakan letusan tersebut terjadi secara tiba-tiba karena lembaganya belum mencatat adanya peningkatan aktivitas gunung berapi secara signifikan.

Gunung berapi tersebut meletus pada hari Minggu pukul 14:54 waktu setempat, memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter ke udara dan menyebar ke wilayah terdekat.

Gunung Marapi berada dalam status siaga Tingkat II, tingkat kewaspadaan tertinggi kedua, sejak 3 Agustus 2011. Badan Geologi memutuskan untuk tidak menaikkan status waspada setelah letusan hari Minggu. Masyarakat, termasuk wisatawan, dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam jarak tiga kilometer dari kawah. (*)

0 Komentar