Laporan ISGlobal: 47.000 Orang di Eropa Meninggal Akibat Suhu Panas Sepanjang 2023

Turis berlindung dari terik matahari dengan payung di depan Istana Kerajaan di Madrid pada 18 Juli 2023. (Foto
Turis berlindung dari terik matahari dengan payung di depan Istana Kerajaan di Madrid pada 18 Juli 2023. (Foto: AFP)
0 Komentar

SEBUAH laporan yang dipublikasi Institut Kesehatan Global Barcelona (ISGlobal) pada Senin, 12 Agustus 2024, mengungkap ada lebih dari 47 ribu orang di Eropa meninggal karena suhu panas sepanjang 2023, di mana ada sejumlah wilayah di selatan Eropa mengalami cuaca panas yang sangat buruk.

Tahun 2023 tercatat sebagai suhu bumi terpanas. Perubahan iklim yang terus berlanjut telah membuat suhu bumi meningkat. Eropa saat ini telah menjadi bagian bumi paling hangat sehingga meningkatkan risiko terhadap kesehatan dari suhu panas yang sangat tinggi.

Sepanjang 2023, jumlah orang meninggal terkait gelombang panas masih di bawah perkiraan yang sebelumnya diprediksi lebih dari 60 ribu orang dibanding tahun sebelumnya. Akan tetapi, jumlah korban meninggal terkait gelombang panas akan 80 persen lebih tinggi dibanding 20 tahun terakhir sehingga hal ini mendesak orang-orang untuk beradaptasi dengan naiknya suhu. Di antara adaptasi yang harus dilakukan adalah membuat sistem pendeteksi dini dan peningkatan perawatan kesehatan. “Hasil riset kami memperlihatkan ada proses adaptasi masyarakat atas kenaikan suhu bumi pada abad ini, yang secara dramatis mengurangi kerentanan dan beban kematian terkait terkait musim panas baru-baru ini, khususnya dikalangan lansia,” kata Elisa Gallo, peneliti dari ISGlobal dan pemimpin riset.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan data catatan kematian dan suhu dari 35 negara di Eropa. Mereka memperkirakan 47.690 orang meninggal terkait suhu panas. Menyesuaikan dengan data populasi, Yunani, Bulgaria, Italia dan Spanyol telah menjadi negara-negara dengan rata-rata mortalitas tertinggi terkait gelombang panas.

Selain Eropa, Pada awal Juli 2024, Jepang juga menghadapi gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan suhu mendekati 40 derajat Celcius di wilayah Tokai hingga Kanto. Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency atau JMA) menanggapi kondisi ini dengan memberi peringatan sengatan panas untuk 26 prefektur. Selain itu, JMA mendesak penduduk untuk mengambil serangkaian tindakan pencegahan suhu ekstrem yang berpotensi mematikan.

Berdasarkan Antara, dengan sengatan panas yang tidak menurun, suhu pada siang hari diperkirakan akan melonjak di atas 40 derajat Celsius. Suhu panas ini menjadi tanda pertama kali Jepang mengalami suhu panas ekstrem di lebih dari 200 lokasi sepanjang 2024. Sementara itu, pada minggu yang sama, Tokyo juga mencapai suhu 36 derajat Celcius. Bahkan, banyak daerah Tokai hingga Kanto berpotensi mengalami suhu melebihi suhu tubuh. (*)

0 Komentar